Makassar,GoSulsel.com – Ca bau kan, adalah sebuah novel yang ditulis penulis Indonesi Remi Sylado. Mengangkat kisah kaum peranakan China di sekitar tahun 1930 di zaman kolonial di Batavia Jakarta tempo dulu.

Istilah Ca Bau Kan sendiri adalah nahasa Hokkian yang berarti perempuan, di zaman kolonial sebutan ini diasosiasikan sebagai pelacur atau gundik orang Tionghoa.

Kisah ini adalah kisah cinta seorang perempuan pribumi yang cantik dan berprofesi Ca Bau Kan di masa kolonial tersebut bernama Tinung, cinta Tinung terpaut kepada pengusaha sukses pedagang tembakau Tan Peng Liang.

Intrik dan persetruan bisnis dan bagaimana perang perjuangan kemerdekaan juga melibatkan kaum Tionghoa dulu menjadi jalinan kisah yang pernah diangkat dalam film di tahun 2003.

Kini kisah tersebut diangkat ke atas panggung teater oleh Teater Studio yang akan mementaskannya selama 3 hari.

Pertunjukan ini dianggap spesial karenya kelompom teater ini pun tak ragi menargetkan penoton 300 orang, setiap hari untuk 2 kali pertunjukan selama 3 hari berturut turut mulai nanti malam minggu 14 Mei hingga 16 Mei 2017 di gedung kesenian Societet de Harmonie Sulsel jalan riburane.

“Kita ingin berbicara perbedaan etnis menjadi cair saat berurusan dengan cinta,” ungkap Bahar Merdhu yang mengalihwahanakan novel ini menjadi naskah drama teater.

Menurut ketua Teater Studio, Goenawan Monohartopertunjukan Ca Bau Kan ini melibatkan 20 pemain 10 pemusik yang bermain secara simultan selama 3 hari ini.

“kami ingin membuat teater terus menggeliat di makassar yang bisa mengimbangi perkembangan pesat film, lagipula film ini sarat pesan moral tentang pembauran, “ungkap Goenawan Monoharto.

Pertunjukan dimulai setiap pukul 16.00 dan juga pertunjukan berikutnya pukul 19.00 wita. Dengan harga tiket bisa langsung didapatkan di lokasi.(*)

---