MIWF 2017, Festival Literasi Terbesar di Indonesia Timur Segera Digelar

Selasa, 16 Mei 2017 | 10:55 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: A Nita Purnama - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Makassar International Writers Festival edisi ketujuh kembali akan digelar di Makassar 17-20 Mei 2017. Festival literasi internasional pertama dan satu-satunya di Indonesia Timur ini diselenggarakan oleh Rumata’ Artspace sebagai program tahunan.

Pertama digelar 2011, festival ini menjadi salah satu acara sastra yang hidup dari semangat hampir 200 relawan, melahirkan kerja kreatif dan kerjasama warga dari berbagai kalangan. MIWF tahun lalu dihadiri sekitar 8.000 orang setiap, menjadikan festival ini sebagai kegiatan literasi yang paling dinanti dan diminati di Indonesia timur.

pt-vale-indonesia

“MIWF adalah merayakan kekayaan. Indonesia memiliki kekayaan luar biasa dalam khazanah seni dan sastra, dimana Makassar adalah salah satu titik yang penting,” kata Founder Rumata’ Artspace, Riri Riza, Selasa (16/05/17).

Direktur MIWF Lily Yulianti Farid yang juga seorang penulis berharap dari festival ini banyak ide-ide baru dari kawasan timur Indonesia berkembang dan terpublikasi lewat ajang ini.

“MIWF itu ibarat sumur ide, dimana ide-ide baru terus bergulir,” kata Lily Yulianti Farid.

Setiap tahun, MIWF selalu menyajikan para penulis dan pembicara penting untuk membagi pengalaman dan gagasan mereka dalam berbagai topik pilihan. Penulis-penulis hebat akan mengisi festival ini. Hadir juga empat penulis Australia lainnya Antje Missbach, Derek Pugh, Jemma Purdey, dan Madelaine Dickie.

Bénédicte Gorrillot penulis buku-buku Perancis kontemporer dan sejak 2005 sudah menulis lebih dari enam puluh artikel tentang puisi-puisi karya penyair-penyair Perancis. Shida Bazyar, penulis berdarah Iran yang lahir dan tinggal di Jerman, ia banyak menulis tentang keluarga-keluarga migran dari Iran yang tinggal di Jerman. Xu Xi penulis asal Hong Kong, Ridwan Saidi, Lokman Hakim dan Shaz Johar penulis asal Malaysia, Ypil Lawrence seorang penyair dan esais dari Cebu, Filipina. Mark Heyward penulis dan peneliti asal Australia yang sudah 25 tahun melakukan penelitian di Indonesia, dua bukunya tentang Indonesia “Crazy Little Heaven, an Indonesian Journey” dan “Looking for Borneo”.

Pembicara dan penulis asal Indonesia, penyair Sapardi Djoko Damono kembali menjadi bagian MIWF dan yang istimewa tahun ini akan digelar pameran manuskrip tulisan-tulisan tangan Sapardi. Sastrawan Budi Darma dan Bondan Winarno juga akan meramaikan festival tahun ini. Penulis karya best-seller Ika Natassa tahun ini kembali hadir. Penulis novel-novel remaja Esti Kinasih, penulis skenario film Salman Aristo, penulis dan jurnalis Maggie Tiojakin, penulis novel dewasa dan buku anak-anak Clara Ng, Arief Ash Shiddiq, Endy Bayuni, Debra Yatim, Lala Bohang, Devi Asmarani, dan tentu saja penyair dan penulis dari Makassar M Aan Mansyur.

“Sudah lama saya ingin datang ke MIWF, tapi selalu tidak ketemu waktunya,” ungkap Salman Aristo.

Pendiri Pustaka Bergerak Nirwan Ahmad Arsuka, dan dua tokoh penggerak perpustakaan komunitas, Muhammad Ridwan Alimuddin dan Maman Suherman juga akan hadir. (*)