#Pilgub Sulsel
Pengamat Sebut Ada Kandidat Takut Hadapi IYL-Cakka
Makassar,GoSulsel.com – Upaya menjegal Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) untuk tidak maju di Pilgub Sulsel faktanya tak terelakkan. Skenario menutup pintu parpol kini sudah semakin terang benderang.
Begitu pun upaya mengganggu di jalur perseorangan, juga sudah berjalan. Mulai perubahan format di form, juga adanya kabar menyiapkan scenario seolah-olah banyak dukungan ganda saat verifikasi nantinya.
Fakta ini mencuat setelah parpol yang sudah menyatakan sikap mendukung IYL-Cakka satu-persatu direcoki. Termasuk yang mengarah memberikan dukungan, juga dikabarkan dicarikan cara agar tidak sampai mengeluarkan rekomendasi ke pasangan yang dikenal komitmen tersebut. Lainnya, antisipasi lewat jalur perseorangan juga tak didiamkan pihak tertentu. Tujuannya tak ingin memberi jalan mulus bagi IYL-Cakka maju lewat jalur ini.
Indikasi adanya skenario juga menggagalkan IYL-Cakka di jalur perseorangan, terbaca dari manuver kubu tertentu yang ikut mengumpulkan dukungan KTP yang disebut-sebut ingin mengesankan nantinya terjadi dukungan ganda.
Begitu pun, sejak dini diduga “menggilir” akademisi yang bisa diarahkan untuk membuat penetrasi lebih awal di publik jika perseorangan bisa direkayasa. Sehingga bila IYL-Cakka maju lewat jalur ini, targetnya ada kecurangan.
Fakta ingin menjegal IYL-Cakka maju ikut diamati Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto. Menurut dia, langkah itu sengaja dilakukan, karena ada kecenderungan takut berlawanan IYL-Cakka jika pasangan ini ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Januari 2018 mendatang.
“Saya kira setiap kandidat pasti memperhitungkan kekuatan IYL-Cakka. Dengan posisi ini, sepertinya ada kandidat yang bermaksud menyelesaikan pertarungan sebelum pertarungan sesungguhnya atau di pemilihan langsung,” urai Luhur kepada wartawan, Rabu (20/9/2017).
Cara menghadang IYL-Cakka, lanjut Luhur, adalah dengan merecoki partai pengusungnya. Dengan begitu, duet ini bisa digagalkan agar tidak maju lewat partai politik. “Caranya dengan menutup ruang dukungan partai politik atau membangun koalisi besar yang bisa menutup ruang dukungan ke IYL,” paparnya.
Menurut Luhur, upaya menjegal IYL-Cakka memang sulit dihindari. Apalagi kebiasaan untuk mengadang lawan sebelum tahapan pendaftaran menjadi fenomena tersendiri, terutama saat pilkada serentak digelar di era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi).
“Karena kontestasi semakin kompetitif. Pertarungan ingin lebih cepat diselesaikan. Bahkan sebelum pertarungan sesungguhnya dimulai,” jelasnya.
Sekadar diketahui, jelang Pilgub Sulsel 2018, tekanan dari kekuatan besar di tingkat pusat, juga perlahan terbaca. Mencarikan dan mengalihkan dukungan parpol ke kandidat tertentu dikabarkan sedang dijalankan. Anehnya, situasi ini hanya berlaku untuk Pilgub di Sulsel. #