#Pilgub Sulsel
Pilgub Sulsel, Pilihan DPP PAN Terbagi
Makassar, GoSulsel.com – DPP PAN terbelah dalam menentukan usungan di Pilgub Sulsel, menimbulkan dua faksi di internal partai berlambang matahari terbit ini.
Wakil Ketua DPP PAN, Yandri Susanto mengatakan, Nurdin Abdullah (NA) makin intens membangun komunikasi ke DPP lantaran Ichsan Yasin Limpo (IYL) tidak mampu mencukupkan koalisi partai, sementara Viva Yoga menegaskan DPP tetap memberikan kesempatan kepada IYL untuk mencukupkan koalisi partai.
Polemik tersebut memancing reaksi DPW dan 24 DPD PAN se-Sulsel. Mereka tetap kukuh memenangkan pasangan IYL – Cakka.
Hal ini bukan tanpa alasan, hasil survei kedua Poltracking Indonesia pada periode 10 sampai 17 Agustus menempatkan elektabilitas atau keterpilihan IYL unggul dari 16 kandidat lainnya.
“Belum bekerja massif saja, namun hasilnya sudah begini. Ini juga menjadi alasan mengapa PAN sampai saat ini kukuh mendukung IYL-Cakka,” kata Ketua DPD PAN Makassar, Hamzah Hamid yang sejak awal berada di barisan 24 DPD PAN se-Sulsel untuk solid mendukung Punggawa Macakka.
Menanggapi hal tersebut, pakar politik dari Unismuh Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai, sejauh ini PAN belum mengeluarkan keputusan resmi soal usungan di Pilgub. Olehnya peluang IYL dan NA masih terbuka lebar.
“Masih terbuka peluang untuk IYL maupun NA, termasuk untuk calon lain. Keputusan partai politik biasanya perpaduan antara idealisme dan pragmatisme elektoral,” kata Luhur belum lama ini.
Namun menurutnya, bukan hal yang tidak mungkin, isu pengalihan usungan PAN dari IYL ke NA adalah bagian dari strategi yang dilakukan oleh IYL. Hal ini bukan tanpa alasan, mantan Bupati Gowa dua periode itu dikenal sebagai “ahli strategi politik” yang sudah memiliki pengalaman mengeco lawan politik.
Menurutnya, strategi ini cenderung ingin mengukur respon yang ada. “Ini level pengurus DPP yang membuat statemen adalah lapis elit yang berbeda. Tapi saya lebih percaya bahwa upaya pengalihan usungan, bagian dari strategi kandidat tertentu. Biasanya ada sesuatu yang perlu diukur, dari respon yang ada. Politik kadang juga perihal taktis. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya,” ucap Luhur.
Sementara itu, pakar politik dari Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla mengatakan, hasil survei Poltacking tentu akan menjadi medium antara partai politik untuk melirik pasangan IYL yang diketahui menggandeng Andi Mudzakkar. Begitu juga PAN yang saat ini berkonflik diinternal untuk mempertahankan rekomendasinya pada “Punggawa Macakka”.
“Saya sebenarnya dari awal itu, sejak munculnya berbagai isu tentang sikap partai politik yang memiliki dinamika internal, saya kira sebenarnya melihat partai itu juga masih dinamis. Kemungkinan bahwa partai akan merapat lah ke pak Ichsan itu juga terbuka,” tuturnya.
“Meningkatnya elektabilitas pak Ichsan membuat partai akan merapat, karena partai itu kan menjadikan survei sebagai salah satu indikator dalam menentukan dukungan. Itu juga menunjukan bahwa partai lain di luar PAN dan PPP kemungkinan juga lebih intens lagi ke pak Ichsan. Pada dasarnya kan partai melihat figur yang kuat. Jadi hasil survei ini menjadi peringatan bagi partai yang sudah menyatakan sikap, untuk tidak gegabah mengambil keputusan,” imbuhnya lagi.
Apalagi, dari hasil survei yang dilakukan Poltracking itu, belum ada mesin atau struktur partai politik yang bergerak massif melakukan pemenangan untuk IYL – Cakka. Sehingga, peningkatan itu cenderung adalah hasil kerja struktur tim yang dikendalikan oleh IYL – Cakka. (*)