#Pilgub Sulsel
Ungguli NH dan NA, IYL Bisa Lebih Yakinkan Parpol
MAkassar,GoSulsel.com – Kendati Ichsan Yasin Limpo dan Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) baru ingin memulai sosialisasi berpasangan sebagai kandidat gubernur dan wakil gubernur, namun tingkat keterpilihannya justru trennya semakin naik.
IYL misalnya, elektabilitasnya versi lembaga survei Poltracking, bercokol di posisi pertama, mengungguli Nurdin Halid yang sejak dulu massif melakukan sosialisasi berpasangan dengan Aziz Qahhar Mudzakkar, khususnya lewat atribut peraga.
Begitu juga, pelopor pendidikan gratis di Indonesia ini, juga unggul dari Nurdin Abdullah (NA) yang sejak dulu sudah “memproklamirkan” maju bersama Tanribali Lamo. Padahal jika mengacu pada aktivitas IYL selama ini, pergerakannya belum difokuskan pada sosialisasi pencalonan. Melainkan masih membagi waktu menjalankan tanggungjawabnya sebagai ketua PMI, serta mendalami pendidikan dasar di tujuh negara.
Begitu pun dengan Cakka, sejak diumumkan sebagai pendamping IYL, konsentrasinya masih fokus pada tugas-tugas pemerintahan sebagai bupati Luwu dua periode. Pergerakannya ke kabupaten/kota untuk kepentingan sosialisasi, masih sangat minim.
Belum massifnya sosialisasi duet ini, namun sudah mampu mendulang elektabilitas yang tergolong signifikan versi Poltracking, dinilai sebagai salah satu bukti jika IYL-Cakka sangat diperhitungkan memenangkan Pilgub Sulsel Juni 2018 mendatang.
Akademisi Unibos 45 Makassar Arief Wicaksono, serta Pengamat Politik dari Fisip Unhas, Adi Suryadi Culla, menyebut, jika modal yang dimiliki IYL bisa lebih meyakinkan parpol untuk mengusungnya maju bertarung.
“Itu bisa kita bandingkan dari survey oleh lembaga yang sama sebelumnya.
Menurut saya itu merupakan upaya yang patut diapresiasi oleh partai politik, karena peningkatan itu bukan hasil kinerja mesin Parpol,” ujar Arief Wicaksono saat dimintai analisisnya oleh wartawan, Selasa (26/09/17).
Dia mengatakan, trend peningkatan IYL yang unggul diatas NH, AAN dan NA akan menjadi pertimbangan partai politik untuk memberikan dukungan kepada IYL yang maju berpasangan dengan Cakka.
“Dengan perubahan trend tersebut, idealnya menjadi landasan kebijakan partai politik dalam menentukan dukungannya,” tandas Arief Wicaksono.
Senada disampaikan Adi Suryadi Culla. Saat dikonfirmasi terpisah, ia menganggap bila hasil survei tersebut merupakan persepsi pemilih yang masih dinamis dan tidak bisa dijadikan kesimpulan akhir. Meski demikian, kandidat yang punya elektabilitas tinggi, bisa dijadikan keuntungan tersendiri.
Tentang IYL-Cakka, Adi menyebut jika capaiannya yang terekam di potret survei, bisa menjadi medium partai politik untuk melirik pasangan Punggawa Macakka. Begitu juga PAN yang saat ini tarik menarik tentang usungannya, bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk mempertahankan rekomendasinya awalnya.
“Saya sebenarnya dari awal itu, sejak munculnya berbagai isu tentang sikap partai politik yang memiliki dinamika internal, saya kira sebenarnya melihat partai itu juga masih dinamis. Kemungkinan bahwa partai akan merapat lah ke pak Ichsan itu juga terbuka,” tuturnya.
Dia menambahkan, meningkatnya elektabilitas Ichsan membuat partai akan merapat. Alasannya kebanyakan partai kmenjadikan survei sebagai salah satu indikator dalam menentukan dukungan.
“Ini juga menunjukan bahwa partai lain di luar PAN dan PPP kemungkinan juga lebih intens lagi ke pak Ichsan. Pada dasarnya kan partai melihat figur yang kuat. Jadi hasil survei ini menjadi peringatan bagi partai yang sudah menyatakan sikap, untuk tidak gegabah mengambil keputusan,” pungkasnya.(*)