Ichsan Yasin Limpo (IYL), Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen DPP PAN, Eddy Suparno salam Punggawa.
#

IYL, NA, dan Dukungan PAN, Antara Jejak Historis dan Rasionalitas

Kamis, 05 Oktober 2017 | 23:35 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, Gosullsel.com — DPW PAN Sulsel mengungkap alasan untuk tetap keukuh berada di barisan Ichsan Yasin Limpo (IYL) dan enggan memenangkan Nurdin Abdullah (NA) sekalipun akan diusung oleh Matahari terbit itu.

IYL dinilai memiliki hubungan emosional yang baik dengan PAN, begitu juga klan Yasin Limpp dinilai sangat komitmen. Hal itu terbukti sejak awal Pilkada langsung, dua periode PAN mendukung Syahrul Yasin Limpo (SYL), begitu pun Ichsan dan Adnan Purichta Ichsan di Pilkada Gowa.

pt-vale-indonesia

Sementara itu, NA dinilai tidak pernah memberikan konstribusi besar ke PAN. Bahkan sejak PAN memberikan dukungan kepada NA di Pilkada Bantaeng lalu menjadi awal petaka partai berlambang matahari terbit itu. Sebelumnya PAN masuk dalam dua besar, namun pasca NA jadi Bupati, perolehan kursi PAN di DPRD malah turun sampai dua kursi.

Pengajar politik dari Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono yang dimintai keterangan hubungan emosional PAN dengan klan YL mengatakan hal tersebut. Dia memaparkan, hubungan PAN dengan keluarga besar Yasin Limpo bukan lagi karena persoalan struktural, namun sudah menjadi kedekatan kultural.

“Setahu saya, memang PAN dan IYL atau bahkan dengan keluarga Yasin Limpo, secara umum punya kedekatan. Bukan secara struktural, tapi secara kultural dan historis,” kata Arief saat dikonfirmasi Gosulsel.com, pada Kamis (5/10/2017).

Hanya memang, dia menjelaskan politik bukanlah soal sentimentil, namun politik adalah seni mengelola kepentingan, seni mengelola kemungkinan. Dijelaskan pula bahwa politik adalah cerminan dari rasionalitas aktor yang melaksanakannya. Olehnya, dia menilai idealnya kedekatan PAN dan IYL mesti harus dipertahankan pada even politik mendatang.

“Idealnya kedekatan itu dipertahankan dalam event politik mendatang,” ucapnya.

Lebih jauh dia mengatakan, DPP PAN dengan mengeluarkan dua rekomendasi berbeda, serta ada dua faksi di DPP PAN tentu atas pertimbangan rasional.

“DPP PAN dengan pertimbangan rasionalnya mengeluarkan dukungan untuk IYL dan yang terakhir untuk NA, karena bisa jadi kedua figur ini, menurut PAN layak untuk didukung,” tuturnya.

Kendati demikian, dia tidak menampik bahwa ada pengalaman buruk PAN saat mengusung NA di Pilkada Bantaeng. Kepala Daerah yang mesti memberikan konstribusi untuk kenaikan perolehan kursi partai pengusung, namun saat NA terpilih jadi kepala daerah, perolehan kursi PAN malah jauh merosot.

Dia mengatakan, ini bisa menjadi pertimbangan DPP PAN yang disampaikan oleh DPW dan 24 DPD se-Sulsel untuk tetap mempertahankan rekomendasinya ke pasangan IYL – Cakka.

“Ya, bisa jadi (pertimbangan). Dalam konteks berbedanya sikap DPW PAN Sulsel dan DPP, adalah hal yang biasa dalam dinamika kepartaian,” demikian Arief.(*)


BACA JUGA