Yapim Maros Bahas Peran Bahasa dalam Membentuk Karakter Bangsa
MAROS, Gosulsel.com – Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh tepat hari ini Sabtu, 28 oktober 2017 yang juga diperingati sebagai bulan bahasa. Himpunan Mahasiswa Bahasa Dan Sastra (Himabas) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yapim Maros, menggelar seminar kebahasaan di aula kampus I Yapim Maros.
Kegiatan ini dihadiri sedikitnya 200 orang peserta dari kalangan mahasiswa Yapim Maros. Juga hadir sebagai pembicara yakni 2 orang alumni pasca sarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) antara lain Ince Nasrullah dengan materi prinsip kesantunan berbahasa, Fitra Wahyudi pewarisan bahasa dan 1 orang alumni pasca sarjana UNM Irwan Fadly dengan materi toponim wilayah Maros serta pembicara utama ketua STKIP Yapim Maros Prof. Kaharuddin.
Ketua umum Himabas STKIP Yapim Maros Hasriani B kepada Gosulsel.com mengatakan, momentum peringatan sumpah pemuda ini sengaja dilakukan seminar kebahasaan mengingat bahwa salah satu point dari sumpah pemuda adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia.
“Lebih mengarah kepada peranan bahasa indonesia dalam membangun karakter dan budaya bangsa indonesia,” katanya.
Sementara itu, moderator seminar kebahasaan Muhammad Ansar menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki keragaman etnik dan budaya. Salah satu di antaranya adalah keragaman bahasa dan sastra. Keragaman bahasa dan sastra di Indonesia menjadi kekayaan yang tidak ternilai harganya dimana sekitar 442 bahasa daerah di Indonesia. Bertolak dari keragaman itu, bangsa Indonesia menjadi lebih paham akan arti persatuan. Meskipun beragam latar bahasanya, bangsa Indonesia terhubung melalui bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
“Meskipun penggunaan bahasa Indonesia cenderung tergusur oleh pemakaian bahasa asing, bahasa Indonesia masih tetap memegang fungsinya sebagai sarana komunikasi yang menyatukan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pengutamaan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional dan bahasa daerah sebagai identitas lokal yang harus terus dijaga karena merupakan warisan budaya,” jelasnya.(*)