Kakak Cawagub Sulsel Ini Tebar Janji ke Petani Maros

Kamis, 16 November 2017 | 17:10 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

MAROS, Gosulsel.com – Menteri pertanian Republik Indonesia Amran Sulaiman, menargetkan peningkatan swasembada pangan dalam memenuhi kebutuhan yang ada di ibukota provinsi,  dengan menggenjot hasil panen di setiap kabupaten penyangga.

Hal tersebut diungkapkan Amran dalam kunjunganya di kegiatan ‘Panen Raya dan Percepatan Tanam Indeks Pertanaman 300’ di Desa Tanete, kecamatan simbang kabupaten maros, kamis (16/11/2017).

pt-vale-indonesia

“Program kami kedepan, bagaimana menyelesaikan persoalan  sayur mayur, pangan di ibukota provinsi (makassar) diselesaikan oleh kabupaten di sekitarnya,” jelas kakak kandung calon wakil gubernur (wagub) Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman (ASS) itu.

Lebih lanjut lulusan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin ini mengatakan, dengan melakukan peningkatan hasil panen di daerah penyangga ibu kota provinsi, inflasi tidak akan terjadi.

“Biaya pasti lebih murah, karena transport dekat, sehingga tidak terjadi inflasi, masyarakat juga sejahtera di sekelilingnya,” katanya.

Sementara itu, dalam menggenjot hasil pertanian yang ada di kabupaten maros, sebagai daerah penyangga ibu kota provinsi sulawesi selatan. Amran menargetkan normalisasi pengairan pada lahan pertanian yang ada di Kecamatan Simbang, dan rencananya akan memberikan bantuan berupa eskafator besar sebanyak 2 unit untuk warga dengan diperbantukan oleh TNI.

“Kami target 2 bulan rampung bendungan ini, solusinya dengan memberikan eskafator gratis dari pusat,” katanya.

Tidak hanya itu, Amran juga membeberkan solusi permanen bagi dunia pertanian yang ada di indonesia, agar kedepannya tidak lagi mengimpor beras dari luar. Dengan kebutuhan beras setiap bulanya mencapai 2,6 juta ton beras.

“Kami membangun rumus baru dari pertanian, jika indonesia tidak mau impor harus tanam minimal 1 juta hektar per bulan, kalau 1 juta kali 6 minimal 6 juta ton, bagi 2 berarti 3 juta ton beras .  Sedangkan kebutuhan indonesia perbulan 2,6 juta ton ada surplus 400  beras . Dan kalau itu dilakukan sampai seratus tahun tidak akan impor,” beber Amran.

Dalam kunjungannya ke kabupaten Maros ini, pihaknya juga  mengakui, Saat ini dunia sudah percaya indonesia sebagai negara yang telah melakukan swasembada beras dan swasembada jagung. Bahkan pada persoalan bawang yang dulunya diimpor kini diekspor ke enam negara sampai hari ini. Dan persoalan cabai diakuinya sudah selesai. 

Hingga saat sekarang ini, pihaknya gencar melakukan penyisiran  terkait  apa yang menjadi persoalan pada petani,  yang akan diselesaikan 2 tahun kedepan di pemerintahan presiden Jokowi-JK.(*)


BACA JUGA