#Pilkada Sengkang
Milad Muhammadiyah, Amran Mahmud: Teruslah Jadi Pilar Bangsa
Sengkang,GoSulsel.com- Kandidat Bupati Wajo Dr H Amran Mahmud punya perhatian lebih terhadap keberadaan lembaga dan organisasi keagamaan. Itu dibuktikan dengan keberpihakannya selama ini dalam menjaga dan ikut berkonstribusi.
Setelah turut serta memberi perhatian ke Muktamar Pondok Pesantren As’adiyah Wajo di Balikpapan, belum lama ini, Amran Mahmud tak mau melewatkan begitu saja rangakain Milad Muhammadiyah ke 108 tahun ini.
Di tengah sederet kesibukannya, terutama pasca-deklarasi maju mewakafkan diri di Pilkada Wajo 2018 mendatang, Amran yang juga tercatat sebagai akademisi diberbagai perguruan tinggi swasta di Sulsel, masih meluangkan waktunya membuat catatan khusus, seuntai harapan menyambut Milad Muhammadiyah.
Berikut harapan dan pesan pasangan Amran SE di Pilkada Wajo ini yang dikirim ke redaksi, Kamis , 23 November 2017.
“Alhamdulillah! Tak terasa kiprah Muhammadiyah dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar kini sudah memasuki usia 108 tahun. Berbagai fase sudah dilewati. Ada cibiran menyertai. Banyak tantangan dihadapi. Dan sederet tudingan dihembuskan untuk melemahkan.
Tak mudah memang menapaki kejayaan dan puncak pengabdian untuk bangsa dan ummat. Tapi semangat kebersamaan, ikhtiar kita memberi pencerahan tak akan silau oleh gemerlap kehidupan. Berlomba-lomba untuk kebaikan, membuat kenapa Muhammadiyah tak tergerus oleh zaman.
Itu sebabnya, sebagai bagian dari ummat, kita patut memberi apresiasi kepada keluarga besar Muhammadiyah dan organisasi keagamaan lainnya, seperti NU yang tanpa henti dan pamrih begitu tulus merawat semangat kebangsaan dan keummatan.
Sejarah mencatat, bahwa gerakan Islam telah membantu meraih kemerdekaan, mempersiapkan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, hingga saat ini menjaga dan merawat bangsa yang besar untuk tetap bersatu dan berdaulat. Dan di dalamnya ada Muhammadiyah.
Kiprah nyata Muhammadiyah bagi bangsa ini dibuktikan dengan sederet amal usaha di berbagai bidang, khususnya pendidikan, kesehatan, sosial, dan dakwah di seluruh pelosok Tanah Air. Tak salah apabila Muhammadiyah sering dinobatkan sebagai gerakan Islam dengan amal usaha terbesar di dunia.
Muhammadiyah juga telah melahirkan para tokoh, ulama, serta cendekiawan yang ikut berperan dalam membangun dan mewarnai perjalanan bangsa Indonesia di berbagai sendi kehidupan. Peran dan jasa Muhammadiyah bagi bangsa ini tentu harus mendapat apresiasi, terutama dari pemerintah dan rakyat. Sebab selama satu abad, Muhammadiyah ikut merawat bangsa ini.
Melalui Milad ke 108 tahun ini, ada secercah harapan harus kita titipkan. Pertama, Muhammadiyah harus tetap tampil dalam penegakan amar ma’ruf nahi mungkar. Kedua, pengembangan dan pembinaan kader untuk membangun karakter bangsa.
Ketiga, yakni peningkatan kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah, agar konstribusinya untuk bangsa dan ummat bisa lebih terasa. Dan tak kalah penting, Muhammadiyah bersama organisasi keagamaan lainnya harus menjadi pilar bangsa dalam semangat kebhinekaan.
Komitmen Muhammadiyah untuk membangun bangsa Indonesia wajib dipelihara. Gagasan tentang Islam Berkemajuan juga tak boleh ditinggalkan. Sebab dengan cara itu, kita bisa bersama menghadirkan Islam sebagai agama yang senantiasa bergerak dinamis memajukan peradaban umat.
Kedepan organisasi dan lembaga keagamaan akan menghadapi berbagai tantangan global yang jauh lebih kompleks. Tapi, kita tak boleh takut dan surut untuk itu. Semangat kebersamaan dan pengabdian wajib kita pertahankan. Karena lewat kiprah kita, Insya Allah masalah dan umat dan bangsa bisa kita atasi bersama.
Di Milad Muhammadiyah, kita juga menaruh harapan besar, organisasi ini harus tampil terdepan ikut mengatasi tingginya angka kemiskinan, pengangguran serta kebodohan, serta munculnya ekstremisme yang membutuhkan perhatian dari kita semua. Sebab kita meyakini, bahwa negara tak mungkin bisa menyelesaikan masalah yang besar tanpa bantuan ormas Islam, seperti Muhammadiyah.
Sekali lagi, selamat milad ke 108 kepada keluarga besar Muhammadiyah. Untuk kemajuan bangsa dan ummat, jangan ada kata lelah.”
Sengkang, 23 November 2017
Saudara ta, Dr H Amran Mahmud