Comextra dan Villa Mutiara Sepakat Bantu Masjid Warga
Makassar, GoSulsel.com – Hubungan antara PT Comextra Mayora dan PT Villa Mutiara mulai menemui titik terang. Kedua perusahaan yang sempat ribut ini, sepakat untuk membantu pembangunan masjid yang ada di kompleks perumahan Villa Mutiara yang sebelumnya dikabarkan akan dibongkar.
Hal itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi C yang berlangsung di ruang Badan Anggaran, Jumat (9/2/2018).
Rapat tersebut dipimpin Ketua Komisi C, Rahman Pina, didampingi wakil ketua, Sangkala Sadikio dan sekretaris komisi C, Andi Fahlevi. Hadir pula Dirut Villa Mutiara, Kiplongan Akemah yang pada rapat sebelumnya absen karena berada di luar kota.
“Sudah disepakati tak ada pembongkaran masjid. Tapi yang ada adalah, pihak Comextra telah membantu pembangunan masjid itu. Begitu juga PT Villa Mutiara akan memberikan bantuan untuk membantu pembangunan masjid,” kata Ketua Komisi C, Rahman Pina, usai memimpin rapat.
Terkait adanya protes warga mengenai limbah yang ada dari hasil pengelolaan pabrik menteh dan coklat itu, anggota komisi C, Mustaqbir Sabry menyebut tak ada lagi masalah.
“Hasil peninjauan dan penelitian BLHD Kota Makassar, tidak ada hasil limbah yang mengkhawatirkan. Bahkan Comextra sudah berkomitmen membangun sistim pengelolaan limbah yang lebih modern,” kata politisi partai Hanura ini.
Ditanya terkait adanya sengketa hukum antara Comextra Mayora dan Villa Mutiara, DPRD Makassar kata Rahman Pina, menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut pada proses hukum.
“Kami menghormati setiap keputusan hukum. Dan tentu saja berharap ada mediasi yang baik antara pihak yang bersengketa,” imbubnya.
Secara terpisah, wakil ketua komisi C, Sangkala Sadikio SH mengatakan, sebagai lembaga legislasi, DPRD tidak bisa mengintervensi keputusan yang akan diambil oleh lembaga lain.
“Apapun keputusan hukum nantinya, kita hormati bersama,” tegasnya.
Selain kalangan legislator dan eksekutif DPRD Makassar, hadir pula warga Salodong dan warga yang tinggal di kompleks Villa Mutiara yang sebelumnya mengadukan dugaan adanya limbah dari pabrik penghasil mente terbesar di Indonesia itu.(*)