Mendes PDTT Harap Program Padat Karya Cash Gencot Perekonomian Warga di Gowa

Jumat, 16 Februari 2018 | 06:39 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Afrilian Cahaya Putri - GoSulsel.com

Gowa,Gosulsel.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjaja berharap program padat karya cash bisa meningkatkan perekonomian warga. 

Hal itu dikatakan saat meninjau lokasi pembangunan jalan tani, di Desa Borong Pa’la’la, Kecamatan Pattalassang, Gowa, Kamis (15/2/2018).

pt-vale-indonesia

“90% warga di desa ini berprofesi sebagai petani, sehingga jalan yang dibangun ini diharapkan dapat membantu meningkatkan aktivitas dan perekonomian para petani,” kata Eko Putro Sandjaja. 

Dia mengatakan, program padat karya tunai ini dibiayai dana desa. Adanya jalan tani ini bisa mempersingkat jarak. Selama ini menempuh jalak memutar, kini bisa potong kompas sehingga tidak repot lagi,” kata dia.

Lebih lanjut, Eko mengatakan, pembangunan jalan tani dialokasikan berdasarkan dana desa 2018 sebesar Rp 117 juta dengan panjang jalan tani 200×2 meter dan jembatan besi sepanjang 4 meter.

Tak hanya itu, kata dia, anggaran sekitar Rp 38 juta diantaranya juga diberikan agar dipergunakan untuk upah pekerja. 

“Ada sekitar 50 orang warga miskin dan pengangguran di desa yang turut andil bekerja membangun jalan dan jembatan, sedang upah untuk tukang sekitar Rp 122.000 dan upah untuk pekerja sekitar Rp 102.000 per hari,” ungkapnya kepada media.

Kepala Desa Pa’la’la, Ramli Supriadi mengatakan, bahwa sudah sesuai dengan hasilnya. Dirinya menyebutkan untuk lebih mengembangkan perekonomian desanya, beberapa infrastruktur terus dibangun berdasarkan hasil musyawarah desa. 

“Pembangunan di desa ini kita sesuaikan dengan kebutuhan, karena hampir seluruh warga desa ini petani, maka kami bangun jalan tani, gunanya agar yang dulunya pemeliharaan padi susah, membeli pupuk ke luar desa susah, membawa hasil panen pun susah, kami harapkan dengan dibangunnya jalan ini untuk mempermudah yang sulit itu,” tutur Ramli.

Salah seorang warga, Baharuddin mengatakan, dirinya merasakan langsung manfaat pembangunan jalan usaha tani ini. Katanya, jika dulu dirinya harus menemouh jalan memutar sepanjang 2Km dengan kondisi jalan berlumpur, kini hanya menempuh 1 Km saja. 

“Sebelum adanya jalan tani, kami harus menggunakan alternatif Kuda sebagai transportasi pengangkut hasil panen dan sebagainya, tentunya ini membutuhkan waktu yang lama. Saat ini kami sudah bisa mengangkat hasil panen kaminmenggunakan kendaraan bermotor dengan waktu yang lebih efisien,” katanya dengan rona wajah bahagia.(*) 


BACA JUGA