#

Jawab Keresehan Petani, Ini Solusi IYL Tingkatkan Produktifitas Pertanian di Wajo

Senin, 30 April 2018 | 11:26 Wita - Editor: Baharuddin -

Wajo,GoSulsel.com – Perhatian Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) ke petani tak perlu diragukan. Lagi-lagi fakta bicara jika rekam jejak keduanya saat menjabat bupati dua periode, banyak terobosan yang dilakukan dalam meningkatkan produktifitas hasil pertanian.

Usai mendengar keluh kesah petani di Desa Lampolong, Pammana, Wajo, Senin (30/4/2018) pagi, IYL lalu menawarkan solusi sekaligus berbagi tips. Termasuk soal keluhan ketersediaan pupuk.

pt-vale-indonesia

Ichsan Yasin Limpo yang terlebih dahulu menanyakan teknik pertanian yang digunakan oleh masyarakat di Kabuoaten Wajo, kebanyakan   masih menggunakan sistem pertanian pupuk berimbang.

Menurut IYL, produktifitas pertanian tidak akan mengalami peningkatan signifikan apabila masih menggunakan sistem pertanian pupuk berimbang. Selain hasil yang masih kurang optimal juga biaya operasional penanaman hingga perawatan yang cukup besar.

“10 tahun di Gowa saya berusaha menerobos tpupuk berimbang. Petani di sana tidak pakai  pupuk berimbang dari kementerian,” kata Ichsan Yasin Limpo.

Dengan metode yang ia terapkan di Kabupaten Gowa, IYL yakin dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang mengalami kesulitan akan ketersediaan pupuk. Begitu juga penggunaan bibit dan biaya-biaya lainnya akan semakin kecil.

“Alhamdulillah di Gowa itu 1 benih di tanam dengan jarak 5 cm. Kalau tanam padi tidak banjir, karena pakai sistem becek. Jadi pompa untuk memakai solar juga jadi sedikit. Nah untuk pupuk kita hanya pake setengah dari yang biasa digunakan pada pupuk berimbang,” jelasnya.

IYL menjamin, dengan teknik seperti itu hasil pertanian akan mengalami peningkatan yang signifikan dengan biaya operasional yang tidak besar. Apalagi, dengan adanya kelangkaan pupuk yang dialami masyarakat.

“Dengan cara itu, tidak perlu menggunakan pupuk urea yang banyak, tidak perlu menggunakan solar yang banyak untuk memompa air. Dan juga mengurangi penggunaan bibit,” paparnya.

Syaratanya, lanjut dia, bila menyemprotkan vitaminnya, tidak lewat antara jam setengah 8 sampai jam 8. Sebab kalau  ini dilakukan, maka yang satu biji akan menghasilkan minimal 20 anakan. “Kalau kita hitung bulirnya, tidak mungkin ada yang hasilnya di bawah 180 bulir,” lanjut Ichsan YL.

Bagaimana dengan kelangkaan pupuk ? Sesuai pengalamannya, harus ada antisipasi sejak dini. Sebab jika  tidak ada antisipasi, maka distributor pupuk bisa saja sengaja untuk membuat pupuk langkah, sehingga  akan menjadi mahal.

“Di sinilah fungsi  Perusda (Perusahaan Daerah). Kalau pupuk lagi langkah, maka Perusda yang turun mendistribusikan pupuk,” kata Ichsan YL pada pertemuan terbatas dengan sejumlah petani.

Untuk  menjaga siklus pertanian tetap terjaga, maka diperlukan embun yang bisa menjadi sumber mata air jika musim kemarau. Ichsan YL menegaskan, pembagunan embun masuk dalam salah satu program strategis IYL-Cakka.

“Insya Allah, kami akan bangunkan embun-embun untuk pertanian kita,” tandasnya.(*)


BACA JUGA