Deng Ical Bilang Menurut Riset, Makassar Kota yang Tidak Islami

Jumat, 18 Mei 2018 | 13:59 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: A Nita Purnama - GoSulsel.com

Makasssar, Gosulsel.com – Pemerintah Kota Makassar Melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), mengadakan salat taraweh berjamaah, di halaman Kantor Balaikota Makassar, Jumat (18/5/2018). Salat taraweh ini merupakan agenda rutin Pemkot Makassar selama bulan suci ramadhan.

Dalam salat taraweh ini dipadati ratusan jamaah mulai dari jajaran kepala SKPD, staf pemkot Makassar maupun warga dari berbagai penjuru kota Makassar.

Dalam kesempatan tersebut, Deng Ical berpesan kepada seluruh jamaah salat taraweh terutama jajaran ASN pemerintah kota Makassar untuk menjadikan momentum ramadhan ini untuk bermuhasabah dan bercermin diri.

“Ramadhan kali ini tentunya, selain kita jadikan sebagai momentum untuk bermuhasabah, juga untuk mengukur apakah kita sudah mampu mengaplikasikan sifat-sifat Siddiq, Tabliq dan Amanah bahkan sifat-sifat Fatanah Rasul yang mesti mewarnai dalam penyelenggaran pemerintahan di kota Makassar,” tuturnya.

Menurutnya, sebagai aparatur sipil negara tentu saja kita memiliki tugas dan tanggungjawab yang lebih di banding dengan masyarakat biasa.

“Kita ini semua yang menentukan apakah konteks kebudayaan, karekater dan sifat sifat orang bugis Makassar yang terkenal dengan islamiyahnya ini dapat di aplikasikan dalam konteks penyelenggaran pemerintahan,” jelasnya.

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2016 kemarin lembaga Maa’rif Institut telah melakukan penelitian tingkat keislaman dari 29 kota yang ada di Indonesia, Makassar berada di peringkat paling bawah dalam nilai nilai keislamannya.

Padahal kata Deng Ical, Makassar itu dikenal dengan kota paling islami, rasio masjidnya paling tinggi dibanding dengan kota-kota lainnya.

“Tetapi dari hasil penelitian Maa’rif institut ternyata Makassar kota yang paling tidak islami penduduknya,” katanya

Alasannya, karena ternyata kita menjadikan nilai nilai islam itu tidak di praktekan dalam kehidupan sehari hari.

“Yang pintar mengaji dan mengikuti sifat sifat rasulullah, hanya dipakai didalam rumah tapi tidak dalam pergaulan, profesinya dalam aparatur sipil negara (ASN), sehingga ini penting untuk kita pahami,” tutupnya.(*)