(Foto: Nurdin Abbdullah)
#

“Diisukan Pembohong?”, Masyarakat Bisa Saja Kehilangan Kepercayaan ke NA

Jumat, 25 Mei 2018 | 01:31 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

MAKASSAR, Gosulsel.com — Calon Gubernur nomor 3, Nurdin Abdullah (NA) belakangan dikritik oleh sejumlah elemen masyarakat. Hal ini lantaran apa yang dijanjikan sebagian diantaranya tidak terealisasi.

Ada beberapa masalah yang sering dikaitkan dengan eks Bupati Bantaeng dua periode ini. Pertama adalah ekspor perdana nikel yang sudah dijanjikan, namun hingga saat ini belum sama sekali terwujud.

pt-vale-indonesia

Bahkan tidak sedikit yang menilai bahwa ada kesan NA sengaja untuk berbohong. Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya di beberapa kesempatan NA sering menggembor-gemborkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bantaeng adalah rumas sakit bertaraf internasional, sementara faktanya dari data Dinas Kesehatan RSUD Bantaeng adalah RSUD yang masih bertipe C.

Tidak hanya itu saja, pabrik pengalengan ikan yang dibangga-banggakan NA, belakangan terbongkar tidak berfungsi. Bahkan, di tempat ini hanya ada bangunan kumuh yang mulai roboh tanpa aktivitas apapun.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Syahrir Kariem yang dikonfirmasi berkaitan dengan kebiasaan NA yang menjanjikan sesuatu namun tidak dilakukan, mengatakan, bahwa memang hal itu tentu akan berpengaruh pada kepercayaan publik.

“Ini sebenarnya warning tidak hanya ke NA, tapi semua Paslon yang ikut kontestasi bahwa harus lebih berhati-hati dalam membuat statement,” kata Syahrier, Kamis (24/5/2018).

Menurutnya pernyataan atau janji yang tidak ditepati, pasti akan mendapat kritik dari masyarakat. Dan bisa saja akan menjadi pintu masuk masyarakat untuk tidak lagi percaya.

“Salah sedikit saja akan menuai kritik dari masyarakat. Dan ini pasti akan berpengaruh ke masyarakat pemilih termasuk tingkat kepercayaan masyarakat akan berkurang,” tandasnya.

Olehnya, dia menyarankan ke NA untuk menjelaskan dengan data berkaitan dengan opini yang berkembang. “Mesti menjelaskan dan meluruskan opini yang berkembang di publik,” tandasnya.(*)


BACA JUGA