#Pilgub Sulsel
IYL-Cakka Unggul 5 Lembaga Survei Berbeda, Begini Tanggapan Pengamat Komunikasi Politik Unhas
Makassar, GoSulsel.com – Elektabilitas Ichsan Yasin Lompo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) terus melejit jelang hari pencoblosan pada 27 Juni. Hal ini tercermin dari rilis terbaru dua lembaga surevi nasional yang kreadibilitasnya tidak diragukan lagi yakni, Jaringan Suara Indonesia (JSI) dan Citra Publik Indonesia- Lingkaran Survei Indonesia (CPI- LSI Network).
Dari dua lembaga survei ini menempatkan elektabilitas IYL-Cakka berada di posisi pertama. CPI-LSI Network melakukan survei pada periode akhir April dan JSI pada periode pertengahan Mei tahun ini.
Jika merujuk pada hasil survei lembaga berbeda sebelumnya. Bukan hanya JSI dan CPI-LSI Network yang mengunggulkan duet nomor 4 ini. Sejumlah lembaga lain, diantaranya masing-masing Poltracking, Sinergi Data Indonesia, Indo Survei Strategi juga mengunggulkan Punggawa Macakka.
Di samping itu, sempat beredar “bocoran” survei SMRC. Di data yang belum terkonfirmasi dari pihak SMRC mengenai kebenarannya, lagi-lagi IYL-Cakka berada di posisi pertama. Disusul NA-ASS, NH-Aziz, dan Agus-TBL.
Bagaimana tanggapan pengamat soal keunggulan duet usungan koalisi rakyat ini?
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Iqbal Sultan mengatakan, jika survei yang dilakukan sesuai kaidah-kaidah, maka tidak perlu lagi untuk dipertanyakan.
Menurutnya, apapun hasil survei selama sesuai dengan kaidah metodologi yang digunakan, maka pantas untuk diapresiasi dan diharagi. Dia mengatakan, adanya hasil survei yang menempatkan IYL-Cakka di posisi pertama dari lembaga yang berbeda tentu sesuai dengan kaidah metodologi survei.
“Meskipun misalnya dilakukan dengan jumlah responden yang berbeda, tapi merata di seluruh Sulawesi Selatan, artinya sudah seharusnya begitu,” kata Iqbal.
Dia melanjutkan, semua kandidat tidak boleh mencelah hasil survei yang dilakukan dengan kaidah-kaidah yang benar. Meskipun pada hasil survei yang dirilis tidak diunggulkan, akan tetapi mesti menjadi rujukan dan pertimbangan menentukan strategi dalam memenangkan pertarungan ke depan.
“Jangan misalnya karena tidak diunggulkak pada survei lalu tidak percaya dan mencelah. Jangan sampai, suatu saat anda di posisi unggul, kemudian orang juga tidak percaya,” tandasnya.(*)