#

Lebih Dekat dengan IYL, Sang Pengentas Kemiskinan di Gowa (8/Bersambung)

Jumat, 08 Juni 2018 | 16:15 Wita - Editor: Baharuddin -

GoSulsel.com – PENGALAMAN menjadi kata kunci pembeda dari para deretan Calon Gubernur Sulsel. Diantara deretan itu ada Ichsan Yasin Limpo. Soal pengalaman, tak perlu diragukan. Pengalaman dalam memimpin daerah. Pengalaman itulah yang membuat Ichsan teruji.

Dalam beberapa artikel yang terbit di media-media pemberitaan, banyak yang mengulas kesuksesan Ichsan memimpin Kabupaten Gowa. Seperti bagaimana Ichsan mengentaskan Kabupaten Gowa dari kemiskinan. Caranya, dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat.  

pt-vale-indonesia

Sumber data terpercaya, pada tahun 2005 angka kemiskinan di Kabupaten Gowa sebesar 16,9% dan berada pada peringkat 16 dari 23 kab/kota se Sulsel. Berkat program pemerintahan yang tepat dan terencana, pada tahun 2014 angka kemiskinan dipangkas hingga mencapai 8,00 % saja.

Atau berada peringkat 6 dari 24 kab/kota se Sulsel. Angka kemiskinan di Gowa turun drastis sebesar 8,9% atau tertinggi kedua dari 24 kab/kota di Sulsel dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir. Apa kunci keberhasilan pasangan Andi Mudzakkar itu memberantas kemiskinan di Kabupaten Gowa?

Padahal Gowa jumlah penduduknya dan wilayahnya jauh lebih besar dibanding daerah lain, seperti Kabupaten Bantaeng. Bahkan mencapai empat kali lipat.

Ichsan menggagas pembentukan Dana Cadangan pada APBD. Yang diperuntukkan pembangunan infrastruktur. Seperti pasar, jalan, jembatan, saluran irigasi, sekolah. Pembentukan dana cadangan adalah solusi cerdas dalam menyiasati kebutuhan infrastruktur.

Dimana infrastruktur dinikmati duluan oleh masyarakat karena langsung dibangun oleh pihak ketiga, sementara pembayarannya belakangan setelah dana cadangan cukup dalam APBD Gowa. Tahun 2006 terbentuk dana cadangan Rp120 miliar rupiah, dan tahun 2011 terbentuk sebesar Rp75 miliar rupiah.

Berkat infrastruktur yang terus terbangun, roda perekonomian pun tak berhenti bergerak. Hingga berimbas pada kesejahteraan rakyat. Ichsan juga menumbuhkembangkan minat investasi di Kabupaten Gowa.

Investasi kemudian semakin ramai. Kemudahan investasi diberikan melalui pelayanan perizinan yang mudah, cepat dan transparan. kemudahan investasi ini mengundang perusahaan-perusahaan kelas bonafid untuk berdatangan.

Misalnya, Lapangan Golf berstandar internasional Padi Valley, properti bertaraf nasional Citra Land dan Royal Spring, industri makanan dan minuman nasional seperti Mayora, Garuda Food, dan Wings Food, serta agrowisata internasional Malino Highland.

Investasi tersebut mendatangkan keuntungan bagi daerah dan masyarakat terutama dalam menyerap tenaga kerja lokal. Sukses Ichsan mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Gowa sempat menjadi buah bibir warga, kala ia berkampanye di Kecamatan Tanete, Kabupaten Bantaeng, awal-awal Februari lalu.

Saat itu, Ichsan memaparkan bagaimana kaitannya Program SKTB dan Pendidikan Gratis di Gowa yang berimbas pada kesejahteraan rakyat. Angka-angka kemiskinan dan pengangguran menurun. Serta pemerintah Kabupaten Gowa mampu meraih enam kali Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) secara berturut-turut. 

“Maafkan saya jika harus menyampaikan hal ini. Ini fakta bukan kabar. Faktanya di Gowa tidak ada sama sekali pungutan terhadap siswa di semua tingkatan. Kalau hanya kabar, di Bantaeng katanya ada juga program pendidikan gratis, tapi masyarakat belum merdeka karena masih ada pungutan di sekolah,” kata Ichsan.

“Jadi sekali lagi maafkan saya, jika fakta ini harus saya sampaikan. Jangan bandingkan Gowa dengan Bantaeng. Bantaeng itu daerah kecil. Hanya satu kecamatan di Gowa sudah sebanding dengan satu kabupaten di Bantaeng,” bebernya.

Bukan hanya terkait angka kemiskinan dan pengangguran, mantan anggota DPRD Sulsel ini juga menyinggung tentang investor. Ichsan menyampaikan bahwa industri yang dibangun di Gowa harus mempekerjakan 70 lebih persen penduduk asli.

“Makanya angka pengangguran dan kemiskinan di Gowa semakin menurun,” pungkasnya. “Di sini katanya banyak investor yang masuk membangun industri. Seperti smelter, industri pengalengan ikan, nikel. Apakah betul itu ada?” tanya IYL kepada warga masyarakat Bantaeng.

Masyarakat dengan antusias menjawab pertanyaan Ichsan. “Banyak yang tidak terealisasi itu Pak. Bohong itu. Hanya peletakan batu pertama saja, tapi wujudnya tidak ada,” sahut warga yang hadir dalam kampanye. (*)


BACA JUGA