#Menuju Parlemen 2019
Meski Partai Baru, Perindo Dapil Gowa-Takalar Dinilai Memiliki Kans Besar
Makassar, GoSulsel.com — Sekalipun partai pendatang baru, Perindo dinilai memiliki peta kekuatan khusus di Daerah Pemilihan 3 Sulsel, yakni Kabupaten Gowa-Takalar.
Hal ini tercermin dari daftar Caleg yang diusung oleh partai besutan Hary Tanoesoedibjo. Dengan menggandeng Ketua DPRD Gowa yang juga legislator 5 periode, Sekretaris DPW Perindo Hilal Yusuf dan fungsionaris DPP Perindo A. Sultan B Deng Raja.SE dan putra owner Pallangga Mas Muhammad Aslim.
Sebagian diantaranya berlatar belakang pengusaha sukses, masing-masing Ir. Ridal, H. Abdul Haris Nai. Turut pula Caleg perempuan yang dengan latar belakang aktivis penggiat sosial dan pemuda, masing-masing Hasni, Diah Herawati dan Siti Achdiah.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Syahrir Kariem menilai, khusus di Dapil Gowa-Takalar Perindo memiliki kans dan peluang besar.
“Saya lihat Perindo punya kans sangat besar mendapatkan kursi, khususnya dari Dapil Gowa-Takalar. Kekuatan personal figur plus pengalaman serta konstituen yang tetap terjaga membuat mereka sangat berpotensi untuk lolos,” ujar Syahrir.
Tidak hanya itu saja, di Gowa Perindo memiliki lima incumbent yang akan memperebutkan kursi DPRD Gowa. Empat diantaranya dari Golkar yang saat ini mengontrol kursi terbanyak di Gowa.
Mereka adalah Hj. Irmawati.SE dari Dapil 2, Muhammad Kasim Sila.S.Kom dari Dapil 4, Dra. Hj. Samsuharni Deng Tajo dari Dapil 6 dan Hj. Hamawati Deng Lino dari Dapil 7, serta incumbent Gerindra, yakni eks Ketua PAC Gerindra Kecamatan Tamalate, Muh. Amin yang akan bertarung di Dapil 7.
Jika Caleg di semua tingkatan bekerjasama untuk membangun tandem yang baik, antara DPRD Kabupaten, Provinsi dan DPR RI, bukan hal yang tidak mungkin Perindo akan mendudukan kadernya di parlemen.
Dijelaskan Syahrir, dalam Pileg kekuatan figur sangat dibutuhkan, dan itu dimiliki oleh Perindo. “Dalam Pileg itu kekuatan figur atau personal sangat penting. Partai tidak lagi jadi penentu,” ujarnya.
Meski begitu, kata dia, kekuatan figur ini tentu mesti dibarengi dengan kerjasama antar Caleg. “Sistem perhitungan sainte league yang dipakai sekarang mengharuskan kerjasama antar Caleg untuk saling mensuppport, tidak boleh kerja sendiri-sendiri,” tandasnya.(*)