Pedagang Pasar Sentral bersitegang dengan petugas Satpol PP sebelum dilakukan penggusuran lapak/Selasa, 4 September 2018/Erik Didu

Relokasi Pedagang Pasar Sentral, Dewan Apresiasi Pemkot Makassar

Rabu, 05 September 2018 | 15:04 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar mengapresiasi sikap tegas Pemerintah Kota Makassar perihal relokasi pedagang pasar sentral Makassar. Alasannya lantaran sudah lama pedagang pasar sentral tidak memiliki kejelasan status.

“Sangat mengapresiasi telah mengambil tindakan tegas di Makassar Mall. Karena pedagang sudah sangat lama terkatung-katung,” kata Ketua Komisi B DPRD Makassar, Yunus HJ, Rabu (5/9/2018).

pt-vale-indonesia

Meski begitu, dia meminta kepada Pemkot untuk tidak langsung lepas tangan pasca relokasi, pasalnya masih banyak pedagang yang melakukan penolakan terhadap relokasi yang dilakukan. Tidak hanya itu saja, akan tetapi mayoritas pedagang tidak sepakat dengan harga lost yang ditawarkan oleh PT. Melati Tunggal Inti Raya (MTIR) sebagai pihak pengembang.

“Saya juga tetap mendukung pedagang, harus berpatokan kepada harga yang telah disepakati. Jadi silahkan masuk ke dalam selama enam bulan, sambil berbicara tentang harga,” kata Ketua Hanura Makassar ini.

PT MTIR memang memberikan keringanan kepada para pedagang sebelum direlokasi. Dia memberikan fasilitas lost gratis kepada pedagang lama selama enam bulan pertama. Yunus berharap, dalam kurung waktu 6 bulan itu sudah ada harga yang disepakati antara pihak pedagang, pengembang dan Pemkot Makassar.

“Jadi mudah-mudahan setelah jatuh tempo 6 bulan ini, sudah ada harga yang disepakati oleh para pedagang dan pihak MTIR,” tuturnya.

Lebih jauh, sejak awal memang pedagang mengeluhkan harga yang ditawarkan PT.MTIR. Yunus mengaku sudah beberapa kali menerima keluhan pedagang. Dimana, harga awal yang disepakati antara pedagang dan MTIR, kini diingkari oleh MTIR sendiri.

Kesepakatan awal sesuai pengakuan pedagang, yakni Rp42.158.000_ per meter, namun saat ini pihak MTIR menawarkan dengan berbagai varian harga, mulai Rp90 juta hingga Rp115 juta per meter. Harga itu disesuaikan dengan posisi lost.

“Olehnya dia tidak mau masuk didalam tanpa MTIR mengakui harga itu. Tapi Pemkot berinisiatif masuk saja dulu, dan MTIR telah memberikan gratis 6 bulan sambil membicarakan harga. Karena kasian juga kalau diluar. Hujan kebanjiran, panas kepanasan,” tandasnya.(*)


BACA JUGA