Memberikan Sentuhan Modern Pada Kerajinan Tangan Saraung di Pangkep

Minggu, 16 September 2018 | 07:54 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Irwan AR - Go Cakrawala

Makassar, GoSulsel.com — Dampak perang dagang internasional yang turut berimbas pada pelemahan Rupiah mesti dijadikan momentum masyarakat lebih inovatif dan kreatif untuk menumbuhkan perekonomian.

Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar, Andi Batary Citta mengajak masyarakat untuk lebih inovatif lagi dalam pengembangan kerajinan tangan.

pt-vale-indonesia

Hal ini berangkat pada apa yang ditemuinya bersama timnya di Kabupaten Pangkep tepatnya di kecamatan Minasa Te’ne kelurahan Bira’eng. 

Masyarakat disana memiliki keterampilan membuat topi petani yang biasa mereka sebut dengan (saraung) berbahan baku daun nipah.

Berdasarkan fakta yang ditemui di lapangan, masyarakat disana terkendala oleh berbagai masalah sehingga proses produksi dan penjualan tidak berjalan dengan baik. 

Salah satunya adalah kurangnya inovasi sehingga produk yang mereka produksi kurang diminati dan tidak mampu bersaing dengan produk modern saat ini. 

“Jadi kehadiran kami disana sebagai  media untuk menyalurkan ide dan gagasan kepada masyarakat disana. Bagaimana agar kerajinan yang berbahan baku daun nipah itu tidak sekedar menjadi topi perani (saraung) saja. Tetapi mampu menciptakan kerajinan lain seperti tungkuh, bakul dan tas dll sehingga mampu bersaing dengan kerajinan dari daerah lain,” ungkap Citta sapanya, Sabtu 15 September 2018.

Menurut mahasiswa doktoral ilmu ekonomi Universitas Hasanuddin ini, mengembangkan kerajinan topi saraung secara modern dengan tidak meninggalkan nilai kearifan lokalnya, di yakini mampu menggerakkan perekonomian, dan produk yang dihasilkan akan dikenal serta diminati oleh masyarakat luar bukan hanya masyarakat di Sulsel saja.

“Harapan saya, kerajinan ini bisa masuk produk unggulan BUMDES. Dan pengembangan kerajinan yang seperti ini dapat menjadi contoh di daerah lain yang memiliki kerajinan khas tersendiri,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA