84 Negara Peserta GLF 2018 akan Kunjungi Rammang-Rammang Maros

Kamis, 20 September 2018 | 18:13 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

Maros, Gosulsel.com – Sebanyak 540 orang dari 84 negara peserta Global Land Forum (GLF) 2018 akan berkunjung ke objek wisata Rammang-Rammang, mulai 21-23 September 2018. Kunjungan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan GLF 2018 yang nantinya akan dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.

Dari empat lokasi di Indonesia yang diajukan untuk dikunjungi para peserta GLF ini, kawasan karst Rammang-rammang dipilih karena dinilai memiliki sejarah yang panjang atas perjuangan masyarakatnya dalam menjaga lingkungan yang saat itu terancam dengan aktifitas pertambangan. Tak hanya itu, Rammang-rammang juga dikenal sebagai objek wisata kelas dunia.

pt-vale-indonesia

“Di setiap ajang GLF, kunjungan lapangan ini dilaksanakan pada akhir kegiatan. Untuk tahun ini kita buat di awalnya. Nah dari empat lokasi yang kita ajukan, Rammang-rammang akhirnya dipilih untuk dikunjungi oleh peserta dari 84 negara ini,” kata Koordinator Nasional Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), Deny Rahadian saat jumpa pers, Kamis (20/9/2018).

Ajang GLF yang dilaksanakan tiga tahun sekali oleh International Land Coalition (ILC) ini, sebelumnya telah dibuka oleh Presiden Joko Widodo bersamaan dengan pembukaan Rembuk Nasional Reforma Agraria di Istana Negara tadi siang. Para peserta dijadwalkan akan tiba di Bandara Sultan Hasanuddin pada Jumat (21/09/2018) dan akan disambut langsung oleh Bupati Maros, Hatta Rahman di Rumah Jabatan Bupati.

“Rencananya besok siang, para peserta akan datang ke sini dan disambut di rumah jabatan Bupati Maros oleh Pak Bupati Maros. Mungkin ada sedikitacara seremonial lalu dilanjutkan dengan diskusi khusus bersama Pemerintah Maros terkait upayanya dalam menjaga lingkungan,” lanjutnya.

Di Rammang-Rammang, para peserta akan mengikuti beberapa rangkaian kegiatan, mulai dari diskusi, hingga pagelaran kesenian lokal. Namun, yang terpenting, para peserta ini akan belajar bagaimana masyarakat mengelola eko wisata Rammang-rammang hingga menjadi salah satu objek wisata favorit di Indonesia saat ini.

Sebelum Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah dalam ajang ini, GLF dilaksanakan di Senegal tiga tahun lalu. Selain beberapa NGO, Pemerintah Pusat melalui empat kementrian pun menjadi panitia dalam ajang yang telah dipersiapkan selama dua tahun itu. Dalam ajang ini, tak hanya isu pertanahan saja yang akan dibahas, tapi juga isu lingkungan hidup serta masyarakat.

“Hasil dari GLF ini tentunya akan lahir rekomendasi baik itu kepada Pemerintah kita maupun, pemerintah asal peserta lainnya, karena dari negara lain jaga mengutus lembaga pemerintahnya menjadi peserta. Kita berharap, ajang ini bisa menghasilkan hal yang positif untuk bangsa kita kedepan,” ujar Denny.

Saat ini, persiapan penyambutan dan akomodasi peserta GLF di Rammang-rammang sudah rampung 100 persen. Semua peserta akan menginap di rumah-rumah warga di kampung Berua yang merupakan pusat objek wisata Rammang-Rammang. Upacara adat penyambutan bagi para peserta pun telah dipersiapkan bagi para tamu dari 84 negara ini.

“Siap tidak siap, kita harus siap menyambut para tamu istimewa ini. Ajang ini merupakan sejarah baru buat kami sebagai pengelola kawasan Rammang-rammang, karena ini bisa dikatakan ajang internasional yang pertama kali diadakan di sana dan sangat luar biasa pesertanya dari banyak negara. Kita pastinya akan mempersembahkan yang terbaik buat mereka,” Kata Ketua Panitia penyambutan Rammang-Rammang, Muh Ikhwan Dento.(*)