Wahab Tahir dari Partai Golkar dan Basdir.SE dari Partai Demokrat
#

Wahab dan Basdir, Dua Caleg Incumbent Adu Strategi Gaet Simpati Pemilih

Rabu, 28 November 2018 | 13:45 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Dua calon anggota legislatif (Caleg) incumbent DPRD Kota Makassar yang mengandalkan kekuatan silaturahmi kembali bertarung di Dapil II Makassar, meliputi Kecamatan Bontoala, Ujung Tanah, Wajo, Sangkarrang dan Tallo.

Mereka adalah Wahab Tahir dari Partai Golkar dan Basdir.SE dari Partai Demokrat. Meski banyak deretan Caleg incumbent lainnya, tapi keduanya dikenal dengan pendekatan politik yang hampir sama.

pt-vale-indonesia

Basdir.SE mempertahankan gaya politik partisipan, dan menghindari politik transaksional. Cara menggaet pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, tetap menjadi strategi Basdir untuk sukses pada Pileg 2019 mendatang.

Dia menceritakan, dari awal maju di periode pertama (Pileg 2014), dirinya berstatus sebagai pendatang baru melawan dua incumbent. Bahkan pada saat itu rival diinternal partainya dianggap sudah sangat mapan.

Berbicara soal ketokohan, kedua orang tua Caleg dengan nomor urut 4 ini tidak terlalu dikenal seperti tokoh masyarakat pada umumnya. Basdir mengaku hanya anak dari dua orang tua yang sederhana.

“Dibanding yang lain juga, saya tidak ada apa-apanya. Tapi sekali lagi ternyata faktanya di lapangan pada saat itu, uang itu bisa menentukan banyak hal, tetapi tidak semua ditentukan oleh uang,” kata Basdir, Rabu (28/11/2018).

“Seandainya uang adalah penentu segala-galanya. Maka saya pasti tidak duduk pada saat itu,” imbuhnya.

Tetapi, lanjut Basdir ada nilai yang dia pertahankan dan terus jaga selama ini, yakni kekuatan silaturahmi.

“Kekuatan silaturahmi itu saya pertahankan sampai hari ini, dan Alhamdulillah itu terjaga dengan baik. Boleh dicek di daerah saya di Dapil II, nyaris semua tim saya itu masih aktif berkomunikasi bahkan masih aktif saling kunjung mengunjungi,” tuturnya.

Basdir memang adalah legislator yang dikenal sering berkunjung ke masyarakat, apalagi pada acara hajatan ataupun saat konstituennya berduka. Diapun tidak menepis kebiasaanya itu, dia mengaku sudah menjadi kebiasaan yang sulit dia hindari.

“Artinya saya membangun komunikasi tanpa ada sekat, tanpa ada jarak. Karena hubungan yang saya bina adalah bukan hubungan politik, tapi hubungan persaudaraan, hubungan sosial, hubungan kebersamaan dan hubungan silaturahmi. Itu yang saya jaga sampai hari ini, dan ternyata kekuatannya itu luar biasa,” ucapnya.

Basdir melanjutkan, memang betul ada sebagian yang menggunakan kekuatan finansial. “Tapi saya pribadi lebih percaya kekuatan silaturahmi, tentu di samping ada biaya-biaya politik yang lain. Namanya politik kan tentu ada biaya politiknya, tetapi kekuatan utama saya adalah membangun hubungan personal dengan orang-orang, membangun persaudaraan,” ujarnya.

Sementara itu, Wahab mengatakan soal visi ke depan semua Caleg hampir memiliki visi yang sama. Diantaranya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, pemerintahan yang jujur dan mendorong pemerintah berani membelanjakan APBD yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Kewenangan kita kan terbatas di tiga fungsi saja, budgeting, legislasi dan controlling. Kalau fungsi budgeting tadi terlebih pada mendorong pemerintah untuk berani membelanjakan APBD itu kepada hal-hal yang bersentuhan langsung kepada masyarakat,” kata Wahab.

Wahab mengatakan, hal yang paling penting saat ini adalah menjaga waktu agar kerja kedewanan dan kerja politik tetap seiring sejalan. “Anggota DPRD itu kan punya kantor. Kantornya itu yang resmi di gedung DPRD, dan juga bertemu dengan masyarakat, soal mengatur waktu saja,” ucap dia.

Menurut Wahab siapa yang memiliki banyak investasi sosial kepada masyarakat, maka rakyat akan memilih Caleg yang jelas keberpihakannya kepada rakyat.(*)