#Menuju Parlemen 2019
Gaya Baru Caleg Millenial
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Calon anggota legislatif (Caleg) representatif pemuda mayoritas membranding dirinya sebagai Caleg millenial pada Pileg tahun 2019 mendatang. Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya pemilih pemuda dan pemula pada Pileg tahun depan meningkat drastis.
Berbagai bentuk kreatifitas dilakukan untuk menjadi pembeda dari politisi atau Caleg senior, khususnya dari gaya komunikasi politik, alat peraga kampanye (APK) serta muatan materi kampanye.
Caleg millenial ini cenderung berbicara tentang prestasi dan masa depan. Mereka banyak menawarkan tentang perubahan dan langkah taktis kemajuan di daerahnya masing-masing.
Caleg muda DPRD Kabupaten Sidrap dari Partai Amanat Nasional (PAN), Abdul Jabbar yang dikonfirmasi tidak menepis bahwa salah satu upaya sebagai Caleg muda berada pada kualitas gagasan.
“Pada dasarnya pemilih milenial merupakan bagian dari “penentu” kemenangan dalam setiap sukses. Termasuk pemilu dan pilcaleg 2019. Gagasan utama yang mesti dibangun oleh generasi milenial adalah keterlibatannya dalam proses pembangunan dari berbagai aspek, saatnya mengambil peranan strategis, jangan hanya menjadi penonton dan penikmat politik,” kata Abdul Jabbar, Jumat (14/12/2018).
Ketua KNPI Kabupaten Sidrap melanjutkan, sebagai Caleg muda tentu memiliki gaya politik baru dibandingkan para politisi senior. Menurutnya, pemuda cenderung berbicara tentang perubahan baik dan idealisme.
“Gaya politik untuk saling menggembirakan. Tanpa politik uang, hoax dan negatif campaign. Memperbanyak edukasi politik, peningkatan bakat, minat dan potensi generasi muda serta gaya politik tanpa sekat,” tandasnya.
Sementara itu, Caleg muda DPRD Kabupaten Pangkajenne dan Kepulauan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Nur.SH mengaku, sebagai Caleg muda tentu mengandalkan prestasi.
“Kalau saya lebih cenderung menggunakan pendekatan prestasi, millenial sangat senang dan semangat ketika kita bicara pengalaman prestasi-prestasi yang pernah dilakukan,” kata dia.
Komunikasi politik ini, diklaim
seiring dengan calon presiden usungan PSI, yakni pasangan Joko Widodo – KH. Ma’ruf Amin. “Kalau saya bicara soal pengalaman dan prestasi di kampus, dan untuk Jokowi bicara soal prestasi di pemerintahan,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Caleg muda DPRD Sulsel dari PPP, Imran Eka Saputra mengatakan, pemuda memang banyak berbicara tentang masa akan datang atau masa depan, tapi tanpa melupakan para pendahulunya.
“Generasi millenial adalah generasi yang melek akan teknologi, membuka mindset sebetulnya adalah hal-hal yang sangat perlu kerja-kerja efektif, dalam arti kita harus masuk di zona mereka dengan membuat kegiatan-kegiatan yang sangat menyentuh langsung dengan hobi dan kesenangannya,” kata Imran.
Ketua KNPI Sulsel ini mencontohkan, untuk menggarap segmen pemilih emak-emak, harus berbicara tentang bisnis online, serta kegiatan yang bernuansa positif.
“Saya pikir itu adalah salah satu cara untuk memasuki dan mengubah mindset generasi millenial, agar ingin terlibat dalam hal politik praktis,” ucapnya.
Menurut dia, yang mesti jadi pembeda dengan Caleg pada umumnya, maka Caleg millenial harus memiliki cara berpikir yang berbeda pula.
“Caleg millenial harus mengusung politik berkarakter, dengan style yang simple dan mudah untuk diakses kapan saja dan dimana saja,” tandasnya.(*)