Warga Gowa membersihkan saluran air yang mampet karena sampah

Korkot Kotaku Gowa Minta Warga Tak Tutup Mata Pada Sampah

Senin, 17 Desember 2018 | 16:29 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Ryan Saputra - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Lihat sampah, pungut. Slogan ini menjadi kalimat paling familiar disisipkan Korkot Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Wilayah Gowa Takalar Nurliah Ruma setiap kali melakukan sosialisasi Gowa bersih di tengah masyarakat.

Diakuinya, saat ini prinsip malas dan mana urus masih dianut sebagian besar masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan khususnya di wilayah Kecamatan Somba Opu sebagai ibukota Kabupaten Gowa.

pt-vale-indonesia

“Ego masyarakat masih dominan. Namun ada juga sebagian yang sudah memahami manfaatnya menjaga kebersihan. Dari masyarakat minoritas ini kita sebarkan virus-virus Kotaku dan alhamdulillah sudah banyak juga yang paham dan kini mulai menata wilayahnya. Tapi tidak dipungkiri juga masih ada yang mana urus,” jelas Korkot Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Wilayah Gowa Takalar Nurliah Ruma, Senin (17/12/18).

Nurliah mengatakan bersama jajarannya ke bawah yakni para relawan Kotaku yang terdiri dari BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) dan KPP (Kelompok Pemanfaat dan Pemerliharaan) yang disebar di 14 kelurahan, terus bergerak melakukan aksi bersih dan penataan lingkungan serta memotivasi warga sekitar untuk menanamkan rasa memiliki lingkungan yang bersih, indah dan sehat.

“Kebersihan dimulai dari diri kita masing-masing. Ayo pungut sampah yang ada di dekat ta lalu buang di tempat sampah. Atau masukkan ke kantong plastik dan bawa ke kontainer sampah atau tempat sampah yang disediakan. Jika lingkungan kita tidak ada sampah maka banjir akan jauh dari kita, wabah penyakit akan jauh dari kita. Jangan maki lagi biasakan diri buang sampah ke got atau saluran air. Hentikanki itu. Kalau saluran air ta penuh sampah yang merasakan dampaknya seperti banjir kan kita juga ji yang tinggal di dekatnya,” imbau Nurliah Ruma yang terus bersinergi dengan Pemkab Gowa melakukan penataan kota agar tidak kumuh lagi.

Saat ini tambah Nurliah, para relawan Kotaku bergerak terus mengajak setiap warga khususnya sekitar kanal dan saluran irigasi untuk menjaga jangan sampai sampahnya dibuang lagi ke kanal.

“Kita ajak.warga pesisir kanal atau saluran irigasi mulai dari hulu ke hilir untuk berpartisipasi menjaga lingkungan dari sampah. Setiap kanal atau saluran air di batas kelurahan akan dipasang jaring sehingga ditahu ini sampah datangnya dari mana. Kalau warga mulai bersimpati menjaga kanal dan saluran irigasinya maka kita mulai rancang penataan pesisir kanal dan saluran irigasi. Penataan pesisir kanal dan saluran irigasi sudah kita lakukan di wilayah Kelurahan Mawang tepatnya di Lingkungan Buttadidi. Nah saluran di Bonto-bontoa juga kita mau tata seperti ini. Tapi warga sekitar harus mau berkolaborasi sebab manfaatnya akan dinikmati oleh warga setempat juga. Masyarakat janganlah tutup mata. Ayo bersama-sama kita ciptakan lingkungan asri dan indah,” kata Nurliah.(*)