ilustrasi prostitusi

Membedah Dorongan Psikologis Pengguna Jasa Prostitusi Artis

Rabu, 09 Januari 2019 | 21:36 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Mutmainnah - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Mencuatnya pembicaraan kasus prostitusi online terutama dengan artis sebagai lakon utama, membuat kegemparan tak dapat dibendung.

Pengaruh popularitas sang penghibur membawa pemberitaan ini semakin menguat. Beragam penekanan di media saat membahas hal ini bermunculan. Pandangan dari yang biasa hingga di luar ekspektasi juga terjadi. Mulai dari komentar miring hingga anggapan biasa karena lingkungan dan gaya hidup juga dihadirkan.

pt-vale-indonesia

Menurut Anhar Dana Putra, S.Psi., M.Psi., T., praktek prostitusi sebetulnya tidak lantas ekslusif hanya dilakukan oleh orang kaya saja, bahkan telah merambah hampir di setiap lapisan masyarakat hingga ke dunia internasional.

“Jika berkaca secara Internasional, beberapa data menunjukkan di Thailand hampir 95% laki-laki menggunakan jasa prostitusi,” terangnya kepada Gosulsel.com, Rabu (09/01/2019).

Di Indonesia sendiri, kata Peneliti Psikologi Sosial Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi-Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN) Makassar ini, belum ada data yang jelas tapi kemungkinan tengah berada di angka yang sama dengan Thailand. Yang berbeda hanya kelas dan harga prostitusinya saja.

Penyebab dari fenomena ini disebutnya bisa jadi sangat beragam, mulai dari kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi dalam kehidupan sehari-hari, ketidakpuasan seksual yang dialami dalam rumah tangga, adanya keinginan untuk mewujudkan fantasi seksual tertentu, hingga yang paling ekstrem adanya dorongan untuk melakukan dominasi dan kekerasan terhadap perempuan.

“Akibatnya orang pun rela membayar mahal untuk prostitusi, sebab pada dasarnya setiap orang rela membayar mahal demi sesuatu yang ia gemari atau sukai,” jelas Anhar Dana.

Halaman:

BACA JUGA