Lapakan Tukang Cuci Motor ‘Dipaksa” Jual Kopi di Kanre Rong
MAKASSAR, GO Cakrawala – Pembongkaran lapakan Pedagang Kaki Lima di sekitar masjid Raya dan Masjid Almarkaz, Rabu (10/1/2019) selain pedagang yang suka rela membongkar lapakannya, ada juga yang merasa kesal. Terutama lapakan cuci motor.
Pemilik lapakan cuci motor, Udin misalnya, mengatakan, dirinya merasa tidak diberikan waktu untuk membongkar lapakannya.
“Kami sempat melawan. Meskipun begitu mereka tetapji mau bongkar,” ujarnya kesal.
Udin juga merasa kecewa dengan sikap pemerintah. Pasalnya, ketika nanti ia dipindahkan ke Kanre Rong, di sana akan menjual kopi.
“Ini kan lucu. Masa kita tukang cuci motor, disuruh kesana untuk jadi penjual kopi,” bebernya.
Pada proses pembongkaran itu, sempat terjadi adu mulut antara pemilik lapak dan petugas. Pemilik lapak merasa tidak diberikan waktu untuk membongkar sendiri lapak mereka.
Disisi lain kawasan Kanrerong hanya untuk kuliner, sementara kebanyakan pemilik lapak memiliki usaha yang berbeda.
Camat Bontoala Arman Nurdin mengatakan, pembongkaran tersebut berdasarkan perintah dari Wali Kota Makassar. Karena nantiny, para pedagang ini akan di pindahkan ke Kanrerimg
“Kanrerong ini merupakan inovasi dari Wali Kota Makassar,” ungkap Arman saat ditemui di lokasi.
Saat ini, kata Arman, tiga kecamatan yang akan dilakukan pembongkaran terhadap lapak yang ada di Kota Makassar
“Bontoala, ujung pandang, dan Rappocini. Ini kan dibongkar untuk ditempatkan ke tempat yang lebih layak agar tidak kumuh kelihatannya,” paparnya.
Untuk Kecamatan Bontoala sendiri, kata Arman, sebanyak 87 lapak yang dibongkar. Para pemilik lapak tersebut akan pindah ke Kanrerong secara gratis.
“Memang terjadi sedikit ketimpangan. Akan tetapi, pemilik lapak harus menyesuaikan dagangan mereka dengan tempat yang baru,” jelasnya.
Para pemilik lapak tersebut, lanjut Arman, mereka sudah diberikan id card yang di dalamnya terdapat nomor untuk menempati Kanrerong.
“Sebenarnya kita sudah mendata mereka, bahwa mereka yang memiliki usaha cuci motor akan beralih menjadi warung kopi di sana. Itu ada data kita, berdasarkan data itu kita kasi ID card. Jadi mereka nantinya harus menyesuaikan diri,” pungkasnya.(*)
(Kontributor: Jusrianto/Gocakrawala)