Danny Pomanto melakukan pertemuan dengan PT Nusantara Infrastructure terkait proyek pembangunan jalan Tol Layang AP Pettarani, Makassar, di Rumah Jabatan Wali Kota, Jl. Amirullah, Jum'at (18/1/2019)/Fadillah Bahar/GOSULSEL.COM

Sering Macet, Danny Pomanto Evaluasi Pengerjaan Jalan Tol Layang Pettarani

Jumat, 18 Januari 2019 | 14:21 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto melakukan pertemuan dengan PT Nusantara Infrastructure terkait proyek pembangunan jalan Tol Layang AP Pettarani, Makassar, di Rumah Jabatan Wali Kota, Jl. Amirullah, Jum’at (18/1/2019).

Pertemuan tersebut dalam rangka mengevaluasi pengerjaan proyek tol yang sudah mencapai 9,54 persen. Danny Pomanto mengatakan, pertemuan tersebut memfokuskan pada persoalan traffic, lantaran banyaknya keluhan masyarakat terkait dampak proyek tersebut.

“Dari tim pelaksana melaporkan bahwa hingga hari ini progres jalan tol itu sudah mencapai 9,54 persen. Pondasinya sudah selesai semua. Di sini yang difokuskan adalah kondisi traffic. Karena kami sudah banyak mendengar dampak dari proyek ini,” jelas Danny.

Untuk itu, Danny beserta tim pelaksana PT Nusantara Infrastructure mencari solusi terkait hal tersebut. Pihaknya melakukan beberapa pengalihan jalan untuk memperlancar kondisi lalu lintas.

“Bagaimana mencari solusi itu, malah saya mengajak solusi ekstrem. Mereka dengan pakai konsultan Jepang dengan hitung detik per detik, kemudian saya tinggal tambahkan separator,” jelas Danny.

Menurutnya, separator lebih baik digunakan ketimbang marka jalan. Karena hal ini menyangkut perilaku pengendara yang kurang patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas.

“Sebaiknya kita pakai solusi separator. Ini menyangkut perilaku yang belum utuh. Jangan pakai marka. Kalau pakai marka, di sini di bilang jangan belok, dia belok. Jadi, skenario tidak jalan. Tetap mereka melanggar,” jelasnya.

Sementara itu, Danny juga menyebut ada beberapa kendala yang masih perlu diselesaikan. Misalnya pengerjaan Pipa penampungan PDAM yang telah mencapai 90 persen.

“Pipa PDAM itu tinggal 10 persen, karena mengejar schedule juga. Kemudian lapak-lapak yang harus dibongkar, papan reklame yang harus diturunkan. Saya juga memberi analisis advise, bagaimana mengantisipasi efek efek sosial di situ, jangan sampai di bawah tol layang itu malah banyak pengamen yang berteduh, corat coret tembok dan lain sebagainya,” pungkasnya. (*)


BACA JUGA