Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) Lantamal VI dari Batalion Marinir Pertahanan Pangkalan VI (Yonmarhanlan VI) evakuasi masyarakat terdampak banjir bersama instansi pemerintah setempat di Perum Nusa Mappala 2 Desa Tetebatu Kab. Gowa, Sulsel, Selasa (22/01/2019)/HANDOVER
#

Berikut Dampak Kejadian Bencana di 10 Kabupaten/Kota di Sulsel

Rabu, 23 Januari 2019 | 17:57 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan melalui Crisis Media Center di Kantor Gubernur Sulsel merilis data kejadian bencana per 23 Januari 2019, pukul 15:35 Wita terkait dampak bencana alam di Sulsel yang terdampak ke 10 kabupaten/kota.

Sepuluh daerah tersebut yaitu Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Soppeng, Jeneponto, Barru, Wajo, Maros, Bantaeng, Sidrap dan Pangkep.

pt-vale-indonesia

Secata total korban kepala keluarga terdampak 876, korban jiwa 2.503, korban hilang 7 orang, meninggal 9 orang, korban sakit 1 orang, 3.321 jiwa mengungsi.

Kerusakan yang ditimbulkan rumah rusak berat 25 unit, rusak sedang 2 unit, rusak ringan 12 unit, terendam 1.424, hanyut 32 unit, tertimbun 5 unit, tempat ibadah 4 unit, fasilitas pemerintah 1 unit, pasar 2 unit, jembatan 7 unit, jalan 4.750 meter, sawah kebun 8.629 hektar, sekolah 6 unit.

Adapun detailnya, untuk Kabupaten Gowa jenis bencananya adalah banjir dan longsor, untuk korban hilang 3 orang, meninggal 7 orang, mengungsi 2.121 jiwa, rusak berat 5 rumah di Kecamatan Parigi, Kelurahan Desa Bilarengi, terendam 4 di Kecamatan Parangloe, tertimbun 5 di Kecamatan Parigi, kerusakan 1 jembatan di Kecamatan Manuju.

Untuk Kota Makassar persitiwa yang terjadi berupa banjir, korban 300 kepala keluarga, korban jiwa 1.000 dan mengungsi 1.000 jiwa, untuk kerusakan terendam 300 rumah.

Kabupaten Soppeng, banjir terjadi di tiga kecamatan Ganra, Donri-donri, Lilirilau dan Citta. Sebanyak 1.672 hektare sawah dan kebun terdampak.

Kabupaten Jeneponto, terjadi bencana banjir di 10 kecamatan. Korban hilang 3 orang, meinggal 2 orang, rumah rusak berat 19 unit, hayut 32 rumah.

Kabupaten Barru, fasilitas pemerintah 1 unit mengalami kerusakan, 2 pasar dan 1 sekolah.

Kabupaten Wajo, bencana berupa banjir dan anging kencang. 175 kepala keluarga terdampak dan 303 jiwa, kerusakan rumah terendam desa Walanae (360), Salotengah (70), Liu (50), Pallimae (225). Kerusakan tempat ibadah 2 di Desa Pallimae, kerusakan jembatan 6 unit. Kerusakan jalan Desa Salotengah 100 meter, Desa Liu 150 meter, Desa Pallimae 4.500 meter. Kerusakan sawah dan kebun 280 hektare. Kerusakan sekolah 4 unit.

Kabupaten Maros, terjadi banjir, terdampak 400 kepala keluarga di Kecamatan Moncongloe dan 1.200 jiwa, mengungsi 200 jiwa, kerusakan rumah terendam 400 unit, kerusakan tempat ibadah 1 unit. Sawah dan kebun Kecamatan Mandai 1.525 hektare, Kecamatan Maros 675 hektare, Kecamatan Tanralili 2.182 hektare, Kecamatan Bantimurung 3.964 hektare.

Kabupaten Bantaeng terjadi bencana anging kencang, di Kecamatan Bissapu, Desa Bontorita 1 rumah rusak sedang.

Kabupaten Sidrap, bencana berupa anging kencang, 1 kepala keluarga terdampak dan 1 unit rumah rusak sedang.

Sementara Kabupaten Pangkep, peristiwa yang terjadi banjir dan anging kencang. 1 korban hilang di Kecamatan Tondong Tallasa, korban sakit 1 orang. 1 unit rumah rusak berat di Kecamatan Balloci, rumah rusak ringan di Kecamatan Labbakkang 12 unit. Sementara kerusakan rumah terendam 15 unit di Kecamatan Segeri, satu tempat ibadah rusak di Kecamatan Labbakkang dan satu sekolah rusak.

Adapun ketinggian air Bendungan Bili-bili status siaga elevasi 100.59 (normal 99,50).

BPBD, Basarnas dan TNI-Polri dan relawan lainnya hingga saat ini masih melakukan pencarian dan penyelamatan. Serta berupaya memenuhi kebutuhan dasar bagi korban bencana, pendirian dapur umum di beberapa lokasi, distribusi logistik, pengaktifan posko tanggap darurat (BPBD) dan pengaktifan posko tanggapan darurat (Dinkes).(*)


BACA JUGA