Banjir melanda beberapa wilayah di Maros, Selasa (22/1/2019)/Muhammad Yusuf/GOSULSEL.COM
#

Hikmah di Balik Bencana Banjir Bandang Maros di Mata Budayawan

Senin, 28 Januari 2019 | 12:45 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

MAROS, GOSULSEL.COM — Banjir bandang yang menerjang 12 kecamatan di Kabupaten Maros dan sejumlah daerah lainnya di Sulawesi Selatan menyisahkan cerita tersendiri yang tentu saja kebanyakan berakhir keluhan. 

Rata-rata keluhan terlontar dari para ibu rumah tangga, demikian pasti. Betapa tidak, prabot, alat dapur, kulkas, kursi, kasur dan lain sebagainya, semuanya terendam air dan lumpur akibat banjir bandang yang menerjang dan merendam selama tiga hari lamanya. 

Bukan itu saja, bagaimana dengan kisah duka dari dua, tiga orang ibu yang anaknya menjadi korban jiwa dari dahsyatnya amukan alam. Bukan membandingkan, tapi mari kita menengok bencana lain di belahan Indonesia. 

“Kita patut syukuri atas banjir yang baru saja berakhir ini karena kita masih diberi kesempatan untuk menyelamatkan barang,” ujar S Danial Assegaf, tokoh budayawan Maros yang juga menjadi bahagian terdampak musibah banjir bandang, Senin (28/1/2019).

Menurutnya, dari peristiwa bencana ini kita bisa mengambil hikmah sebab, di belahan dunia sana yang terjadi bukan saja bencana alam yang dahsyat tetapi juga bencana kemanusiaan. 

“Kita mesti tunduk dan merenung bahwa bencana yang terjadi diluar sana, dimana barang tidak lagi memiliki nilai dan harga untuk diselamatkan dan dikeluhkan diakhir bencana. Syukur karena masih hidup,” katanya. 

Sudah empat hari air banjir bandang surut di Kabupaten Maros, rumah, perabot dan sebagainya telah bersih dan siap untuk dipakai kembali meski dibarengi celoteh keluhan tanpa henti. Berbeda dengan bencana banjir, longsor, gempa bumi dan tsunami, dimana sampai hari ini masih menyisahkan duka dan tangis berkepanjangan. 

“Yah, kita patut bersyukur sebab masih mengeluhkan barang. Disana, keselamatan anak-anak, diri dan keluarga menjadi prioritas utama di atas segalanya,” tutup S Danial Assegaf.(*)