Andi Ichdar Yenneng
#

Hadiri Pertemuan 11 Seniman se-Indonesia, Budayawan Bulukumba Tampilkan ‘Pajaga Lino’ di Yogyakarta

Jumat, 01 Februari 2019 | 19:13 Wita - Editor: Irwan Idris - Kontributor: Asmaun - Gosulsel.com

BULUKUMBA, GOSULSEL.COM – Budayawan lokal Kabupaten Bulukumba, Andi Ichdar Yenneng, diundang untuk tampil dalam Forum Group Discussion (FGD) bersama 11 seniman dan budayawan lainnya di Indonesia yang diselenggerakan oleh Cemeti Institut bekerja sama International Biennale Jogja di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pendiri Sanggar Seni Al Farabi Bulukumba tersebut memaparkan budaya lokal Kabupaten Bulukumba di FGD yang bertema Percakapan tentang Narasi Pinggiran tersebut. FGD 11 Seniman Se-Indonesia ini dilaksanakan selama tiga hari, 29 – 31 Januari 2019 lalu.

pt-vale-indonesia

Menurut Ichdar, apa yang dilakukanya merupakan lompatan kecil untuk kemajuan seni lokal Bulukumba. Lewat FGD itu, pihaknya berkesempatan memperkenalkan cerita rakyat tentang Pajaga Lino kepada para seniman Indonesia.

“Cerita Pajaga Lino merupakan karya dari Sanggar Seni Budaya (SSB) Al Farabi Bulukumba yang di buat pada 2016 silam. Dan Alhamdulillah, Pajaga Lino cukup diapresiasi oleh teman-teman seniman Indonesia yang hadir,” ujarnya.

Ichdar berencana tahun 2019 ini, Sanggar Seni Budaya Al Farabi akan mengusung tema ‘Sound of Leluhur’. Untuk konsepnya sendiri masih dirahasiakan. ,”Insya Allah tidak kalah keren dengan karya-karya seni yang sudah diciptakan sebelumnya,” ungkapnya.

Sesungguhnya, beber dia, kesenian di Bulukumba tidak akan habis kalau mau dieksplor. Hanya saja, sejauh ini belum ada gedung kesenian yang dapat dijadikan wadah berkumpul untuk berekspresi bersama.

Untuk itu, Ichdar berharap Pemerintah Kabupaten Bulukumba dapat turut memberikan andil dan perhatian serius dalam perkembangan kesenian lokal. “Selaku penggiat seni, kami sangat berharap Pemkab Bulukumba bisa menghadirkan gedung kesenian di daerah ini,” pungkasnya.(*)