#Menuju Pileg 2019
Caleg Petahana Sebut Konstalasi Pileg Bisa Berubah Jelang Pemilihan
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Calon anggota legislatif (Caleg) petahana DPRD Kota Makassar kompak menilai bahwa konstelasi Pemilihan Legislatif (Pileg) 17 April 2019 mendatang masih bisa berubah total hanya dalam kurung waktu kurang lebih 2 bulan. Hal ini diyakini oleh petahana Demokrat, Abdi Asmara dan petahana Golkar, Wahab Tahir.
Abdi Asmara menilai, fenomena saat ini masih banyak Caleg yang belum bergerak maksimal. Namun sudah melakukan pemetaan titik-titik suara yang potensial. Cara seperti ini, kata dia, memungkinkan merubah konstelasi pemilih jika gerakan politiknya di menit terakhir atau injury time tepat sasaran.
“Sekarang masih banyak Caleg yang belum bergerak. Colling down dulu, tapi dia sudah petakan titik-titik suara potensial,” kata Abdi di ruangan komisi A DPRD Makassar, Jalan AP. Pettarani, Makassar, Senin (11/2/2019).
Bahkan dia mengaku, saat ini dirinya juga belum maksimal bergerak. Abdi memang masih terbilang sangat aktif pada fungsi-fungsi kedewanan. Menurut dia, pemetaan senyap dengan persiapan strategi injury time yang matang masih banyak digunakan para Caleg, khususnya Caleg-caleg senior.
“Sebagian itu masih ada yang senyap meraba-raba. Jadi dia baca pergerakan lawannya yang secara terang-terangan. Jadi yang muncul sekarang itu yang terang-terangan. Tapi begitu waktu-waktu terakhir, akan berubah ini konstelasi,” ucapnya.
Hal yang sama diakui Wahab. Dia menceritakan pengalaman sepuluh dan lima tahun lalu. Memassifkan gerakan sosialisasi sejak awal. Kata dia, popularitas meningkat tajam, namun tidak beriringan dengan elektabilitas.
“Kalau sosialisasi kencang pasti popularitas sangat meningkat, tapi tidak menjadi jaminan elektoral kita ikut meningkat. Itu saya rasakan pada Pileg lalu,” ujar Wakil Ketua Komisi A DPRD Makassar ini.
Menurut dia, perlu ada gerakan politik yang cerdas, terukur dan terstruktur. Meski demikian, dia mengaku, bahwa memanfaatkan waktu untuk bersosialisasi dari sekarang tetap dilakukan, cuma tidak dengan secara terang-terangan.
“Artinya, harus memang ada persiapan menghadapi arus politik di akhir-akhir, karena di situ mulai akan terbaca,” tandasnya.(*)