Humas Sekretariat Daerah Kota Makassar menggelar dialog rutin wali kota atau Coffee Morning, membahas soal Pencegahan dan cara menangani Demam Berdarah Dangue (DBD). Kegiatan ini bertempat di Celebes Cafe, Jl Arif Rate Makassar, Selasa (12/2/2019)

Penderita DBD Meningkat Tahun Ini di Kecamatan Mariso

Selasa, 12 Februari 2019 | 14:33 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM– Kecamatan Mariso mengalami peningkatan penderita Demam Berdarah tahun ini. Hal ini diungkapkan langsung Camat Mariso, Julaiman dalam Coffe Morning yang diadakan Humas Pemkot Makassar, di Celebes Cafe, Jalan Arif Rate Makassar, Selasa (12/2/2019).

Dialog rutin Coffee Morning kali ini memang membahas soal Pencegahan dan cara menangani Demam Berdarah Dangue (DBD). Mengingat awal tahun merupakan masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan terjadi peningkatan kasus DBD yang menyerang sebagian masyarakat Kota Makassar.

pt-vale-indonesia

Hadir sebagai narasumber yakni Kepala seksi Pengendalian Penyakit Manular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar, Andi Mariani dan Camat Mariso, Juliaman.

Juliaman mengungkapkan bahwa salah satu titik pemukiman kumuh berada di Kecamatan Mariso dan sangat dekat dengan kanal besar yang memungkinkan lahirnya jentik jentik nyamuk Demam Berdarah.

“Untuk itu, kami dari pemerintah kecamatan Mariso sendiri sedang melakukan kegiatan kerjabakti di hari Jumat hingga Minggu. Karena masih banyak masyarakat yang kurang memahami arti kebersihan,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya membentuk satgas swakelola dengan melakukan penyisiran setiap harinya di wilayah tersebut untuk mencegah timbulnya jentik jentik nyamuk.

“Kita juga melakukan penutupan drainase di kecamatan Mariso. Hal ini untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah dan mencegah timbulnya nyamuk DBD. Satu kali seminggu kota menguras bak mandi, rutin mengganti air di vas vas bunga, kemudian membersihkan akuarium,” terangnya.

Sementara itu, Andi Mariani mengingatkan agar masyarakat terus waspada akan berkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Jangan sampai, kata dia, masyarakat mewaspadai nyamuk dewasa dengan melakukan fogging lalu menyuburkan anak-anak nyamuk yang bersembunyi di beberapa tempat.

“Fogging itu adalah cara pencegahan yang keempat, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa bukan jentik-jentik nyamuk. Untuk membunuh jentik-jentik nyamuk yang harus dilakukan adalah menuntut semua tempat penampungan air dan menguras bak-bak mandi,” jelasnya.

Selain itu, memanfaatkan atau mendaur ulang sampah. Sebab sampah-sampah plastik di jalanan bisa menjadi tempat perkembangbiakan Nyamuk. Nyamukbpaling suka berteduh jika wadah atau air tidak bersinggungan dengan tanah.

“Jangan hanya liat di bak-bak mandi, tetapi di tempat tempat yang memungkinkan hadirnya jentik jentik nyamuk, seperti di dispenser, di kolam-kolam ikan, dan di tempat-tempat lainnya yang terdapat air di dalamnya,” jelasnya. (*)


BACA JUGA