Kapolri Buka Rakernis di Makassar
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar Rakernis SDM Polri T.A 2019 dengan tema “SDM Polri siap menghadapi Revolusi Industri 4.0” di Hotel Swiss-Bell, Kota Makassar, Rabu (13/2/2019).
Diketahui, dalam Rakernis tersebut 9 Jenderal dan 37 Komisaris Besar (Kombes) hadir dalam acara tersebut.
Karo Penmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, dalam acara tersebut yang terpenting bagaimana mengelola SDM Polri yang jumlahnya 443, 379 ribu terbesar nomor dua di dunia setelah kepolisian China.
“Ini harus kelola dengan baik karena SDM merupakan suatu faktor yang paling utama di dalam suatu organisasi,” ungkapnya kepada awak media.
Untuk itu, kata Dedi, Kapolri memesankan bagaimana merekrut dan mengelola orang terus betul-betul dengan menggunakan konsep yang baik.
“Jadi data itu sangat dibutuhkan dalam rangka mengelola SDM Polri mengarah pada SDM yang profesional. SDM Polri harus mumpuni dalam segala hal, jadi kalau dia melakukan pelanggaran pasti akan ditindak,” paparnya.
“Kalau misalnya dia masih kurang mumpuni. Dia akan mengikuti pendidikan dan latihan kembali,” tambahnya.
Untuk pangkat Kombes sendiri, kata Dedi, ada 1400 orang dari 400 orang itu masih diperlukan suatu ruang jabatan yang cukup karena belum bisa tertampung secara keseluruhan.
“Untuk solusi ada beberapa konsep yang nanti diajukan setelah nanti pemilu, ada penambahan organisasi kemudian membuka ruang jabatan fungsional agar bisa menampung seluruh anggota Polri,” tambahnya lagi.
“Jadi, tidak hanya jabatan struktural saja tapi juga jabatan fungsional juga dibutuhkan dalam rangka menampung dan juga lebih fokus karir,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, dalam Rakernis tersebut Polri akan melaunching 12 aplikasi yang akan diluncurkan dalam penerimaan Polri dan kegiatan Polri.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan rakernis SDM diselenggarakan di Kota Makassar. SDM sangat penting karena berbeda dengan institusi-institusi lain. Polri sangat tergantung kepada SDM nya,” ungkapnya.
Walaupun terjadi bencana alam yang merusak kantor polisi, kata Tito, Opsnal Polri tetap jalan.
“Contoh saat bencana alam di Palu dan Donggala. Sangat sulit menghubungi anggota saat bencana alam karena rusaknya alat komunikasi dan rusaknya sarana prasarana. Ini semua harus kita hadapi,” tambahnya.
Ia pun meminta agar SDM Polri siap menghadapi Revolusi Industri 4.0. “Polri adalah lembaga kepolisian terbesar nomor 2 di dunia setelah China, dengan jumlah anggota Polri 443.379 personel,” pungkasnya.(*)