Kepala Dinas Pendidikan, Muhyiddin Mustakim

Gandeng Komunitas Literasi, Pemkot Makassar Kembangkan Perpustakaan Lorong di 15 Kecamatan

Kamis, 14 Februari 2019 | 22:27 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Perpustakaan mulai berupaya untuk mengembangkan program unggulan di tahun 2019-2020 yakni Perpustakaan Lorong. Program tersebut tengah dirancang pada Forum Perangkat Daerah Kota Makassar Dinas Perpustakaan di Hotel Asyra, Jl. Maipa, Kamis (14/2/2019).

Kepala Dinas Perpustakaan, Muhyiddin Mustakim menuturkan program Perpustakaan Lorong ini akan dikembangkan di 15 kecamatan. Kata dia, hal ini dilakukan dengan pola kolaborasi yakni melakukan pendekatan dengan pemberdayaan masyarakat.

pt-vale-indonesia

“Ini menjadi target kami. Dan insyaallah inilah yang nanti dilakukan dengan pola kolaborasi bagaimana melakukan pendekatan dengan pemberdayaan masyarakat, di samping itu kita melakukan pendekatan di berbagai kegiatan bersama masyarakat,” terang Muhyiddin.

Ada beberapa inovasi-inovasi yang tengah dilakukan dinas perpustakaan dalam rangka mengembangkan minat membaca masyarakat. Di antaranya melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah termasuk taman baca serta perpustakaan di kelurahan.

Forum Perangkat Daerah Kota Makassar Dinas Perpustakaan di Hotel Asyra, Jl. Maipa, Kamis (14/2/2019).

“Pembinaan ini tentu membutuhkan inovasi. Oleh karena itu, inovasi yang kami laksanakan salah satunya ini sudah berjalan, tahun 2019 ini ada yang namanya sentuh pustaka,” ungkapnya.

Program Sentuh Pustaka ini adalah kolaborasi berbagai komunitas yang ada di kota Makassar seperti penggiat literasi, pustakawan dari provinsi untuk bersama-sama mengembangkan perpustakaan di kelurahan.

“Jadi kami berkolaborasi disini. Ada penggiat literasi, pustakawan dari provinsi, bersama penggiat literasi, membina perpustakaan yang ada untuk 2019,” ungkapnya.

Yang menjadi target Dinas Perpustakaan adalah bagaimana seluruh sekolah yang ada di Kota Makassar memiliki nomor pokok perpustakaan sebagai standar nasional Perpustakaan. Muhyiddin bilang, dari 886 sekolah yang ada baru sekitar 50 persen sekolah yang memiliki nomor pokok perpustakaan.

“Kriteria perpustakaan sekolah yang ideal adalah tentu merujuk pada standar nasional perpustakaan. Itu yang kita harapkan. Itulah tadi pagi kami coba, karena kemarin ada penilaian LPPD tentu itu terkait dengan kami,” terangnya.

Dalam forum SKPD tersebut, Muhyiddin juga mengundang berbagai elemen masyarakat, seperti penggiat literasi, penerbit buku, termasuk kaum disabilitas. Menurutnya, kaum disabilitas sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan atau hak yang sama dengan kaum lainnya.

“Kami berharap dalam forum ini bisa melahirkan program program unggulan dan prioritas. Karena memang prioritas itu bagaimana perhatian pemerintah terhadap kaum disabilitas yang ada. Karena ini sangat penting, ini dalam hal kesamaan Pelayanan perpustakaan,” pungkasnya.(*)