Truk sampah Rantasa' antri di TPA Antang.

Waringin Barat Tertarik Belajar Penanganan Sampah di Makassar

Kamis, 14 Februari 2019 | 18:17 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM- Meski tahun ini kota Makassar gagal meraih adipura, namun sejumlah daerah masih tetap mengunggulkan penanganan sampah kota ini. Mulai dari pengembangan TPA, pengelolaan bank sampah, hingga sistem penjemputan ke rumah-rumah warga dinilai masih jauh lebih maju dari daerah lain.

Salah satunya adalah Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Sekaitan dengan hal tersebut, Wakil Bupati Waringin Barat Ahmadi Riansyah memboyong OPD dari daerahnya yang diterima langsung Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, di ruang kerja wali kota, Kamis (14/2/2019).

pt-vale-indonesia

“Saya perlu belajar karena itu saya datang ke sini. Terutama masalah persampahan. Kami sendiri telah 12 kali raih adipura. Tapi tantangannya adalah mempertahankan. Kami ingin ke depan bisa juga sukses seperti Makassar bisa mengelolah sampah ini dengan baik. Selanjutnya, mungkin ada informasi-informasi yang bisa kita pelajari dan tiru dari Makassar,” ucapnya.

Selain pengelolaan sampah, Ahmadi juga mengaku akan belajar pelayanan publik Pendidikan, kesehatan, dan penyelenggaraan pemerintahan.

Menanggapi hal itu, Danny menyampaikan jika kunjungan tersebut sifatnya saling share informasi saja. Ia mengatakan banyak juga keunggulan Waringin Barat yang bisa diikuti Makassar. Meski demikian ia mempersilahkan Ahmadi untuk melihat semua keunggulan smart city kota Makassar.

“Smart city kita sangat berfungsi sejak 2015. Untuk pengelolaan sampah TPA kita sangat bagus, sistem penjemputan sampah dan mobil sampahnya bisa ditracking melalui war room,” jelasnya.

Danny pun mempersilahkan mereka mengunjungi war room atau command centre Makassar, city galery yang menyerupai URA Singapura serta berbagai hal yang menjadi keinginan rombongan Wakil Bupati Waringin Barat.

“Walau pun kemarin kita tidak dapat adipura, tapi kita tidak pernah menyerah, atau berkecil hati. Bahkan penilai LPPD kita ajak ke TPA. LPPD kita nomor satu, Surabaya di urutan ke 2 dan Bandung nomor 6,” kata Danny.

Ia juga tak lupa memperkenalkan PTSP bintang 5, serta kecanggihan war room yang dapat memantau lalulintas, layanan kesehatan kejahatan, komplain masyarakat, rumah sakit, bank sampah, mobil sampah, penduduk mati hidup tiap hari, serta yang keluar masuk.

“Homecare, kita jadi percontohan di asia tenggara, dan sudah dicontoh Jambi, Bandung, dan Manado,” ungkapnya. (*)