Arham Basmin dan Fauzan AN bertemu di sebuah acara diskusi politik baru-baru ini di kota Makassar

Dituding Mendompleng Nama Besar Orang Tua, Ini Jawaban Cerdas Arham Basmin dan Fauzan Agus AN

Jumat, 22 Februari 2019 | 10:38 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Sejumlah calon legislatif (Caleg) muda pada Pileg 2019 adalah anak-anak- pejabat dan mantan pejabat serta tokoh di Sulawsesi Selatan. Dari beberapa Caleg muda yang orang tuanya memiliki pengaruh besar, dua diantaranya adalah Muhammad Arham Basmin, anak dari Bupati Luwu Basmin Mattayang dan Fauzan Agus Arifin Nu’mang, anak dari mantan Wakil Gubernur Sulsel dua periode, Agus Arifin Nu’mang.

Benarkah Arham Basmin dan Fauzan AAN mendompleng dibalik nama besar orang tua?

pt-vale-indonesia

Fauzan yang dimintai tanggapannya membantah anggapan itu. Dia mengaku, sejak kecil sudah terbiasa ikut sosialisasi politik. Saat itu, Agus AN bertarung sebagai Wakil Gubernur pada tahun 2008 dan tahun 2013.

Fauzan menjelaskan, dirinya banyak belajar dari politisi Sulsel, misalnya dari mantan Gubernur Sulsel dua periode Syahrul Yasin Limpo, Mantan Bupati Sidrap dua periode Rusdi Masse dan Bupati Bone dua periode Andi Fashar Padjalangi.

Menurut Fauzan, tudingan mendompleng orang tua kurang tepat. Pasalnya orang tuanya Agus Arifin Nu’mang bertarung di DPR RI melalui daerah pemilihan (Dapil) Sulsel III, sementara dirinya bertarung di DPRD Kota Makassar melalui Dapil III. Artinya, menurut Fauzan, tidak ada koneksi langsung antara Agus Arifin Nu’mang di langgam politik 17 April 2019 nanti.

“Kalau hanya mendompleng kepada orang tua saya, kenapa saya tidak maju di Sidrap saja? Sekali jalan sosialisasi dengan pak Agus,” kata Fauzan.

Bahkan menurut Fauzan, selama ini dirinya justru tidak pernah didampingi Agus AN jika melakukan sosialisasi, kampanye atau setiap lawakan politiknya. Hal ini dilakukan Fauzan untuk menghindari perpektif bahwa dia hanya mendompleng di balik nama besar orang tua. “Tidak pernah sama sekali sosialisasi sekalipun didampingi pak Agus,” tandasnya.

Hal yang sama dikatakan oleh Arham Basmin. Dia menjelaskan, dirinya sengaja keluar dari zona nyaman dan memilih dapi Makassar A. Jika hanya sekedar ingin mendompleng dibalik nama besar orang tua, Arham mengaku pasti akan maju melalui Dapil XI meliputi Luwu Raya.

Bahkan, tidak ada pengaruh langsung Basmin Manttayang di Dapilnya, tidak ada intervensi politik yang bisa dilakukan, kecuali hanya track record yang baik jika bisa diterima oleh masyarakat.

“Rasa-rasanya kalau namanya pak Basmin Mattayang mau dijual di sini tidak laku kali yah? Mau panggil ASN, Camat atau Lurah? Tidak laku,” ujar Arham sambil tertawa.

Bahkan, di Makassar sekalipun, dirinya sama sekali tidak pernah melakukan kunjungan kepada masyararakat asal tanah Luwu yang berdomisili di Makassar, bahkan Arham mengaku menghindari hal itu.

“Bisa dicek satu satu rumah, hampir tidak pernah sekalipun saya datangi rumah orang-orang dari tanah luwu di sini. Bukan sombong yah,” tandasnya.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai, sangat sulit menghindari faktor genetik seorang keturunan politisi. Apalagi, kebiasaan berinteraksi dengan aktifitas tertentu akan mempengaruhi karakter.

“Ada faktor genetik. Kalau mereka sudah terbiasa dengan sosialisasi di ruang publik. Itu akan mempengaruhi karakternya untuk menentukan keputusan-keputusan politiknya,” ujar dia.

Dikatakan pula, meski ada pengaruh nama besar orang tua pada elektoral Caleg. Namun buka itu satu-satunya yang harus dijadikan materi kampanye. Bahkan Luhur yakin, baik Arham maupu Fauzan memiliki cara tersendiri yang membedakan dengan orang tuanya.

“Tapi bukan cuma dengan cara itu, mereka pasti punya cara sendiri, punya strategi sendiri,” tandasnya.(*)