ilustrasi

Asah Skill dan Kekompakan Penggalang, Kwartir Ranting Parangloe Gelar Pionering Event

Senin, 25 Februari 2019 | 22:03 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Rusli - GoCakrawala

GOWA,GOSULSEL.COM — Kwartir Ranting Parangloe, Kabupaten Gowa, bakal kembali menggelar pionering event. Ajang bergengsi bidang kepramukaan itu rencananya dihelat di Lapangan Bontotangnga, Kelurahan Lanna, 29 April 2019-2 Mei 2019 mendatang. 

Ketua Kwartir Ranting Parangloe, Abd Halik Bunga mengatakan, pionering event merupakan yang kedua kalinya akan diikuti oleh pengurus pramuka tingkat penggalang se-Kabupaten Gowa. 

pt-vale-indonesia

Untuk pagelaran kali ini bertajuk “Jadilah Saksi Ketangguhan Penggalang”. ‘Jadi sesuai tema kegiatan. Pionering Event ini jadi momen para penggalang untuk adu skill dan kekompakan dalam merangkai tongkat dan tali-temali,” ujar Halik, Senin, 25 Februari 2019. 

Adapun teknis lombanya, lanjut Halik dibagi dua. Setiap peserta nantinya menyertakan regu. Satu regu beranggotakan 1-8 orang. Nantinya, setiap regu itu akan dinilai secara administrasi. Mulai kebenaran administrasi, kelengkapan administrasi serta kreatifitas dan kerapian administrasinya. 

Makanya, daftar nama-nama anggota regu (1-8) dan biotanya harus lengkap. Harus menyertakan foto copy kartu tanda anggota pramuka. Surat mandat dari Mabigus. Surat izin orang tua, biodata Pembina Damping (Bindap) serta akta kelahiran.

“Selanjutnya, administrasi itu dijilid rapih dan dibungkus perpaduan warna ungu dan hitam,” urai Halik.

Segi kekompakan, lanjut dia, setiap regu dituntut membuat kerangka bambu untuk bisa dibuat bermacam bangunan. “Disini setiap regu diuji kerja sama dan keterampilannya serta ketepatan waktunya membuat pionering dengan cermat,” jelasnya. 

Begitupun juga dalam lomba Pentas Seni. Setiap peserta mengirim perwakilan lima putra dan lima putri. Mereka akan tampil maksimal 15 menit membawakan dua lagu. Masing-masing satu lagu wajib yaitu Mars Penggalang. Dan satu lagi bebas. 

‘Disini uniknya, karena setiap peserta membawakan lagu dengan menggunakan alat musik dari barang bekas.

Aspek yang dinilai kekompakan, kreatifitas dan harmonisasi,” pungkas Halik. (rus)