Ilustrasi pertambangan batu bara/INT

Bahan Bakar Mineral Jadi Komoditas Impor Terbesar Sulsel di Januari 2019

Rabu, 06 Maret 2019 | 16:19 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Januari 2019 tercatat mencapai US$ 80,96 juta. Angka ini mengalami peningkatan 0,86 persen bila  dibandingkan nilai impor bulan Desember 2018 yang mencapai US$ 80,27 juta. 

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Rusdiansyah. Ia mengungkapkan, capaian Januari 2019 tercatat mengalami penurunan sebesar 2,15 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 82,74 juta.

pt-vale-indonesia

Ia melanjutkan, adapun komoditas impor Sulawesi Selatan pada bulan Januari 2019 dengan nilai terbesar adalah bahan bakar mineral dengan nilai sebesar US$ 35,48 juta (43,82 persen); gandum  ganduman dengan nilai sebesar US$ 11,67 juta (14,42 persen); plastik dan barang dari plastik dengan nilai sebesar US$ 7,98 juta (9,85 persen); mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai sebesar US$ 6,92 juta (8,54 persen); bahan kimia anorganik dengan nilai sebesar US$ 4,40 Juta (5,44 persen) dari total nilai impor Provinsi Sulawesi Selatan. 

Dibandingkan dengan Desember 2018 maka bahan bakar mineral mengalami peningkatan 7,99 persen; gandum ganduman meningkat 64,47 persen; plastik dan barang dari plastik meningkat 390,35 persen, mesin-mesin/pesawat mekanik menurun.

Perkembangan ekspor dan impor bulan Januari 2019 Provinsi Sulawesi Selatan 32,67 persen serta bahan kimia anorganik meningkat 6292,93 persen.

Sementara itu, sebagian besar impor pada bulan Januari 2019 didatangkan dari Singapura, Tiongkok, Rusia dan Italia dengan proporsi masing-masing 42,15 persen, 14,11 persen, 10,57 persen, dan 9,06 persen.

“Nilai Impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Januari 2019 tercatat mencapai US$ 80,96 juta. Angka ini mengalami peningkatan 0,86 persen bila  dibandingkan nilai impor bulan Desember 2018 yang mencapai US$ 80,27 juta,” terang Yos.(*)