Kuliah umum Djoko Saryono, di Ruang Senat, Gedung Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar, Jumat (8/3/2019)

Angkat Tema Ekokritik, Djoko Saryono Beri Kuliah Umum di UNM

Jumat, 08 Maret 2019 | 22:46 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Nurfadillah Amir - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kuliah umum Djoko Saryono diikuti oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM).

Kuliah umum tersebut secara resmi dibuka oleh Abdul Halim selaku Wakil Dekan III FBS UNM, di Ruang Senat, Gedung Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Jumat (8/3/2019).

pt-vale-indonesia

Mengangkat tema “Ekokritik: Ancangan Teoritis dan Kajian dalam Sastra Indonesia, Sastra Lokal, dan Pembelajarannya”, kegiatan ini menghadirkan Djoko Saryono, seorang Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM). Selain itu, kegiatan ini dihadiri oleh 3
13 dosen dan 72 mahasiswa JBSI.

Dalam sambutannya, Ketua Jurusan BSI, Muhammad Saleh, mengungkapkan bahwa tema tersebut diangkat karena melihat minat mahasiswa yang ingin mengkaji pemahaman ekokritik sastra. 

“Diangkatnya tema ini karena melihat saat ini mahasiswa banyak yang tertarik ingin mengkaji tentang ekokritik sastra dalam pengkajian yang berada pada pusaran sastra untuk mengembangkan dimensi pendidikan dan dimensi lokalnya,” ungkapnya, Jumat (8/3/2019).

Senebtars itu, Djoko Saryono, menuturkan bahwa karakteristik ekokritis sastra mempertautkan antara sastra dan ekologi.

“Karakteristik ekokritis sastra adalah mempertautkan antara sastra dan ekologi, bekerja pada kesadaran transitif, dan bergerak melalui interdisipliner,” tutur pria asal Malang ini.

Lebih lanjut, ia berharap agar FBS UNM mempelopori perkembangan ekokritik sastra di Sulawesi Selatan.

“Harapan saya, semoga ekokritik sastra dapat berkembang di kampus-kampus yang ada di Sulawesi Selatan dengan dipelopori oleh FBS UNM sehingga dapat memunculkan kreator-kreator sastra budaya yang menggunakan ekokritik sastra,” tutupnya.

Sutiyanti selaku mahasiswa semester akhir FBS UNM, yang secara langsung mengangkat ekokritik sebagai penelitian penyelesaian studi berharap agar teman-teman mampu mengembangkan penelitian tersebut sebagai penelulitian lanjutan.

“Kajian tersebut dapat menjadikan mahasiswa lebih dekat dengan alam sekitar,” ucapnya kepada Gosulsel.com.(*)