Budayawan Unhas Sebut Konsep Pascamodern Dibutuhkan Museum Balla Lompoa
GOWA, GOSULSEL.COM – Pemerintah Kabupaten Gowa kembali menggelar seminar terkait revitalisasi Balla Lompoa di Baruga Karaeng Galesong Kantor Bupati Gowa, Kamis (4/4/2019).
Seminar tersebut Pemerintah Kabupaten Gowa menghadirkan sejumlah unsur, mulai pihak kerajaan Gowa, budayawan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan Dewan Adat Bate Salapang.
Sementara itu, Budayawan Universitas Hasanuddin (Unhas) Irwan Sumantri mengatakan bahwa saat di era industri 4.0 revitalisasi Balla Lompoa dibutuhkan untuk menarik pengunjung datang ke Balla Lompoa.
Menurutnya, kurangnya pengunjung yang datang, karena tidak ada yang menarik dari Balla Lompoa. “Kenapa museum sepi pengunjung? karnan museum tidak ditata untuk menuju museum di era industri 4.0,” ujarnya.
Lanjutnya museum Balla Lompoa harus beda dari museum pada umumnya. “Ini perlu diketahui antara Balla Lompoa sebagai istana dan Balla Lompoa sebagai museum. Kalau Balla Lompoa sebagai museum maka kita harus masuk pada sistem atau term konsep pascamodern. Tapi kalau kita tidak masuk kesitu maka ini tidak ada bedanya dengan museum yang lain,” lanjutnya.
Ia juga menjelaskan bahwa jika kawasan Museum Balla Lompoa direvitalisasi dengan konsep taman, maka harus ada yang berbeda dari taman taman yang ada di Kabupaten Gowa.
“Dan kalau ini konsep sebagai taman, maka tidak boleh sama dengan Syekh Yusuf discovery. Kalau dia berbeda apa yg membuat dia meneafig gitu,” tandasnya.
Sementra itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, H. Muchlis yang membuka seminar tersebut mengatakan kawasan Balla Lompoa selain sebagai wisata sejarah juga harus bisa menjadi pusat iformasisi perjalanan Kabuoaten Gowa.
“Kawsan yang bisa terintegrsi sebagai laskar budaya Gowa dan pusat informasi biografi perjalanan Kabupaten Gowa. Tetap menjaga nilai-nilai sebgai istana dan menjadi tempat edukasi bagi anak anak kita,” ujarnya.
Selain itu H. Muchlis juga berharap bangunan museum Balla Lompoa bisa terlihat hidup dan menceritakan proses perjalanan Ballan Lompoa serta tidak meninggalkan konsep milineal dan kesakralannya.
“Kita berharap semua informasi bisa di dapatkan di Balla Lompoa dan konsepnya juga tidak bisa meninggalkan konsep milineal dan kesakralannya. Sejumlah ide dan gagasan yang hadir pada saat ini menjadi komitmen kita besama bahwa Balla Lompoa menajdi warisan budaya yang akan kita jaga dan lestarikan,” harapnya.