Buka Raker PD Pontren, Dirjen Pendis Harap Pesantren Ikut Menyongsong Era 4.0

Kamis, 11 April 2019 | 21:26 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Tantangan Pondok Pesantren (Ponpes) saat ini adalah harus mau dan mampu membuka diri serta menerima realitas kemajuan tekhnologi yang semakin berkembang pesat, utamanya kesiapan memasuki era Millenuim 4.0, jika Pondok Pesantren tidak melibatkan diri di kontestasi zaman ini, maka dikhawatirkan era 4.0 ini akan diambilalih oleh kalangan lain.

Hal ini menjadi penegasan Direktur Jendral Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama, Kamaruddin Amin saat membuka Rapat Kerja Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kanwil Kemenag Prov. Sulsel di Hotel Kenari Tower Makassar, Kamis (11/4/2019)

“Era millenium seperti itu disamping membutuhkan SDM yang professional dan mumpuni yang tak kalah pentingnya sangat membutuhkan generasi atau pemain yang memiliki pondasi moral yang kuat. Dan santri pondok pesantrenlah yang pas memerankan lakon zaman tersebut,” ungkapnya.

Kegiatan raker bidang PD Pontren ini dihadiri  80 orang peserta yang terdiri dari para kepala seksi baik di lingkup Kanwil maupun di jajaran Kemenag Kabupaten/Kota se Sulsel, puluhan pimpinan Pondok Pesantren dan Diniyah Takmiliyah se-Sulsel, dan sejumlah pelaksana pada bidang dan seksi PD Pontren se Sulsel rencananya akan berlangsung selama 3 (tiga) hari yakni dari tanggal 11 – 13 April 2019.

Kamaruddin Amin juga menggambarkan bahwa manusia saat ini hidup di dua dunia yakni dunia virtual atau digital dan dunia realitas. Pola interaksinya sangat massif dan dinamis sehingga pola hidup seperti ini sangat rentan dengan implikasi negatif khususnya yang terkait dengan perubahan prilaku sosial masyarakat.

“Meskipun memiliki banyak sekali dampak positif, karenanya interaksi di ruang publik di alam virtual ini harus dikuasai oleh generasi yang memiliki basis pendidikan agama yang berbasis nilai moralitas. Sehingga kontestasi dialektika yang ada di dunia virtual bisa dimenangkan  dan outputnya akan memberikan pengaruh positif di tengah umat dan masyarakat,” jelasnya.

Menurut Dirjen Pendis yang juga salah satu alumni terbaik dari Alumni Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang ini, salah satu penyebab tumbangnya negara-negara di Jazirah Arab sana yang dikenal dengan istilah “Arab Spring” salah satunya karena ulama dan cendekia mereka terlalu larut mengabiskan waktunya berkutat di lingkungan kampus dan meja akademik saja.

“Sehingga area publik bagi umat kosong dan diisi oleh kelompok yang memiliki kepentingan negatif yang tidak segan segan menggunakan bungkus agama sebagai alat propagandanya,” sebutnya.

Karenanya, kita di Indonesia yang dikenal memiliki watak beragama yang tawasuth, tasammuh, dan washatiyah (moderat) harus mewaspadai gejala global ini.

Raker ini juga menghadirkan Nara sumber selain Dirjen Pendis Kemenag RI, yaitu Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel, Kabid PD. Pontren, Kasubag Perencanaan Kemenag RI  serta Kasubag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Sulsel.(*)