Kemenperin Dorong IKM Manfaatkan Teknologi Digital
MAKASSAR,GOSULSEL.COM – Kementerian Perindustrian melaui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka gencar mendorong pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di dalam negeri untuk memanfaatkan teknologi digital untuk bisa bersaing di pasar global. Langkah ini sebagai wujud implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Ini adalah langkah nyata Kementerian Perindustrian dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) untuyk menyiapkan industri kecil dan menengah (IKM) menuju revolusi 4.0,” ungkap Dirjen IKMA Gati Wibawaningsihg di sela pembukaan acara e-Smart IKM “IKM Go-Digital” di Makassar, Jumat (3/5).
Acara e-Smart IKM tersebut dihadiri 250 IKM dari kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Bulukumba, enrekang, gowa, Luwu, luwu timur, Pangkajene dan Kepulauan, Pinrang, Takalar, Wajo, Kota Banjar, Makassar, dan Parepare ini berkolaborasi dengan platform digital dan lembaga pembiayaan dalam konsep pamera, talkshow dan workshop.
“Salah satu masalah yang dihadapi dalam Making Indonesia 4.0 adalah IKM masih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi. Melalui program ini kami mendekatkan IKM dengan pasar global lewat Go Digital, Sehingga kami berharap pelaku IKM belajar bagaimana menggunakan platform digital untuk meingkatkan daya saingnya,” ujar Gati.
Gati menjelaskan, tranfomasi digital dari proses jual beli konvensional menjadi jual beli online semakin marak di Indonesia, tidak hanya untuk produk berupa barang bahkan jasa telah bergerak menuju indutri e-commerce. Ini menjadi tantangan besar sekaligus menjanjikan potensi yang tidak kecil.
“Kami berharap e-commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital dengan mengguanakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital serta manjemen relasi dengan pelanggan secara digital pula,” tuturnya.
kemenperin mencatat, hingga akhir tahun 2018, workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp2,3 Miliar. Bila melihat sektornya, industri makanan dan minuman mendominasi hingga 31,87% dari total transaksi di e-Smart IKM, kemudian disusul sektor industri logam sebesar 29,10%, dan industri fashion sebesar 25,87%.
Gati mengungkapkan hingga tahun 2019 ditargetkan mencapai total 10 ribu peserta yang mengikuti workshop e-Smart IKM ini.
E-Smart IKM Kemenperin ini telah dilaksanakan di 34 provinsi yang melibatkan berbagai pihak, seperti BI, BNI, Google, iDeA, Kementerian informasi dan Informatika, BNP2TKI dan Kementerian Sosial. Selain itu menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten.
Workshop ini juga menggandeng beberapa platform digital, seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali dan Gojek Indonesia. Juga menfasilitasi pelaku usaha agar bisa mengakses pasar yang lebih luas melaui kerjasama ATT Group selaku Authorized Global Partner Alibaba.com di Indonesia.
“Bentuk kerjasamanya berupa pelatihan pemasaran online bagi IKM dalam melaksanakan operasional di Alibabab.com serta pertukaran data dan informasi mengenai perkembangan dan pencapaian IKM yang masuki di dalam program e-Smart IKM,” terang Gati.
Gati juga menjelaskan, bahwa IKM di Indonesia berjumlah 4,4 juta unit usaha atau sekitar 99 persen dari seluruh unit usaha industri di Indonesia. Dari jumlah unit usaha tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 10,5 juta orang atau 65 persen dari total tenaga kerja sektor insudtri secara keseluruhan.
E-Smart IKM ini sendiri menyediak tiga topik talkshow serta 8 wrokshop yang bisa diikuti peserta. “saya gembira antusiasnya para peserta, acara IKM Go Digital ini sudah diadakan di Semarang, Bogor, Surabya, Bali, Pontianak dengan melibatkan 4500 IKM pada tahun 2019 ini,” tutup Gati.(*)