Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menggelar konferensi pers di Novotel Grand Shayla Hotel Makassar, Selasa (21/5/2019)

Omzet UMKM Go-Food Meningkat 60 Persen di 2018

Selasa, 21 Mei 2019 | 13:30 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) memaparkan kontribusi mitra Gojek kepada perekonomian Makassar di tahun 2018.

Secara nasional, LD FEB UI mengungkapkan bahwa kontribusi mitra Gojek ke perekonomian nasional pada tahun 2018 mencapai Rp44,2 triliun. Sementara khusus di Kota Makassar mencapai Rp1,7 triliun. Kontribusi tersebut berasal dari selisih pendapatan mitra dari sebelum hingga setelah mereka bergabung di Gojek.

pt-vale-indonesia

Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K. Walandouw, dalam konferensi persnya menjelaskan, kontribusi yang semakin besar dari Gojek menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi tidak hanya secara nasional namun ke perekonomian daerah.

“Gojek sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia telah menunjukkan kemampuan inovasi teknologinya untuk memperluas peluang penghasilan di daerah,” ujar Paksi, Selasa (21/5/2019).

Penelitian ini mencakup mitra dari tiga layanan Gojek yaitu layanan roda dua Go-Ride, roda-empat Go-Car, dan layanan pesan-antar makanan Go-Food.

Dibanding penelitian tahun 2017, kontribusi mitra Go-Ride ke perekonomian kota khas kuliner Konro tersebut naik lebih dari delapan kali lipat. Pertumbuhan juga terjadi pada kontribusi mitra UMKM Go-Food yang naik hampir 50% di tahun 2017.

”Pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go-Food ini antara lain disebabkan oleh optimalisasi fitur teknologi Gojek yang semakin gencar digunakan oleh mitra UMKM Go-Food,” kata Paksi.

Lebih jauh mengenai manfaat yang dirasakan oleh mitra UMKM Go-Food, keutamaan Gojek di bisnis pesan antar makanan online tercermin dari beberapa temuan, diantaranya 93% mitra UMKM mengalami peningkatan volume transaksi, mitra UMKM mengalami 60% peningkatan rata-rata omzet setelah menjadi mitra Go-Food atau tambahan penghasilan sekitar Rp6.800.000/ bulan, serta 54% UMKM yang menginvestasikan kembali pendapatannya dari Go-Food ke usaha mereka.

“Temuan menarik lainnya adalah ternyata Gojek menjadi pintu pertama bagi UMKM Makassar untuk masuk ke dalam digital. Gojek juga turut meningkatkan inklusi keuangan di daerah karena meningkatkan jumlah UMKM yang dapat menjadi bagian dari gerakan nontunai nasional,” tambahnya.

Kedua hal tersebut, kata dia, terlihat dari beberapa temuan yaitu 85% mitra UMKM pertama kali menerima pembayaran nontunai saat masuk ke Go-Food dan 89% mitra UMKM menyatakan mereka pertama kali go-online saat bergabung ke Go-Food.

Riset ini dilakukan di beberapa wilayah Indonesia termasuk Makassar dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka. Penentuan responden penelitian dilakukan dengan pencuplikan acak sederhana (simple random sampling) dari database mitra yang aktif dalam tiga bulan terakhir.

Jumlah responden di Makassar adalah mitra pengemudi roda dua Go-Ride (385 responden), mitra pengemudi roda empat Go-Car (50 responden), dan mitra UMKM Go-Food (100 responden).

Riset ini merupakan salah satu riset dengan skala dan cakupan terbesar pada industri ekonomi digital Indonesia dengan sampel penelitian mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan Go-Life di wilayah penelitian.(*)


BACA JUGA