Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, menerima kunjungan delegasi investor dari China dan manajemen Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (22/5/2019)

Investasi Kawasan Industri Takalar Capai Rp40 T

Rabu, 22 Mei 2019 | 14:49 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kawasan industri terbesar di Asia Tenggara akan hadir di Takalar. Jika investor senilai Rp40 triliun ini terealisasi, Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah yakin, Takalar akan menjadi pusat pengembangan dan pembangunan industri terbesar di Sulsel.

“Takalar akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulsel bagian selatan,” jelas Nurdin Abdullah usai menerima delegasi investor dari China dan manajemen Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (22/5/2019).

pt-vale-indonesia

Hadir dalam pertemuan itu, Dirut KBN Satar Taba dan beberapa manajer serta komisaris dan belasan investor dari China.

Investor dari China yang kerja sama dengan KBN untuk membangun kawasan industri di Takalar ini adalah CMRA China Metalling Recycling Association (CMRA). Mereka akan membangun industri pengolahan nikel, produk aluminium, aneka barang dari tembaga.

Gubernur Sulsel dan Pemkab Bantaeng akan membantu total semua investor yang akan menanam investasi di Sulsel. “Sebagai tuan rumah, Pemprov (Sulsel) tawarkan sebagai daya tarik investor,” jelas Nurdin Abdullah.

Kemudahan yang dimaksud Nurdin Abdullah meliputi persingkat dan permudah seluruh hal yang berkaitan dengan perizinan. “Perizinan menjadi tanggung jawab provinsi dan kabupaten,” jelas Bupati Bantaeng periode 2008 – 2018 ini.

Dijelaskan, gubernur dan pemkab Takalar siapkan lahan sebaik-baiknya untuk proyek pengembangan kawasan industri Takalar ini. “Tugas mereka membawa modal dan alih teknologi,” demikian guru besar Fakultas Kehutanan Unhas ini menguraikan.

Jika investasi senilai Rp40 triliun ini terwujud 2020 sebagaimana direncanakan, menurut Nurdin Abdullah, di lahan 1.000 hektar itu akan dibangun sekitar 50 perusahaan dengan daya tampung sekitar 10 ribu tenaga kerja. 

“Orang dari Takalar, Jeneponto, dan Gowa akan kerja di sini (KIT) dan bisa menahan laju urbanisasi ke Makassar,” jelasnya.(*)