Rizwan Bin Sudarmin sudah 12 tahun menahan sakit karena mengalami kebutaan sejak berusia dua bulan

Terancam Buta Total, Rumah Zakat Ajak Masyarakat Patungan Operasi Mata Rizwan

Jumat, 05 Juli 2019 | 17:17 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Rizwan Bin Sudarmin sudah 12 tahun menahan sakit karena mengalami kebutaan sejak berusia dua bulan. Sebenarnya, Rizwan terlahir dengan mata normal.

Hanya saja, demam dan cacar menyerangnya tanpa jeda saat balita. Inilah yang membuatnya mengalami kebutaan. Dokterpun tak berani berbuat banyak, lantaran usianya masih dua bulan.

pt-vale-indonesia

Sejak saat itu, Rizwan tak pernah lagi dibawa ke rumah sakit lantaran tak ada biaya. Padahal kondisi sepasang matanya sangat mengkhawatirkan, nyaris buta total. 

Si bungsu dari empat bersaudara ini awalnya tinggal di Donggala, namun sejak peristiwa gempa yang mengguncang Donggala, Palu pada 28 September 2018 lalu, ia sekeluarga pindah di pengungsian Huntara, Sulawesi Tengah.

Relawan Inspirasi Rumah Zakat di Donggala Tanti menuturkan Rizwan bukan hanya sakit fisik, secara psikologis Rizwan merasa tertekan karena berbeda dengan anak sebayanya. Terlebih saat ibunya meninggal dunia sejak dia menginjak usia 5 tahun. Dunia sungguh terasa makin gelap bagi Rizwan.

Bukan hanya ibu yang meninggalkan, ayahnya pun pergi entah ke mana. Padahal diusianya yang masih sangat dini, tentu membutuhkan pelukan hangat seorang ayah. Sungguh, Rizwan sangat ingat bertemu dan berlari memeluk sang ayah dan bilang, ”Ayah, Rizwan Rindu,” tutur Tanti menirukan ucapan Rizwan, Kamis (4/7/2019).

Tumbuh tanpa ibu, tanpa ayah di kolong langit ini memang terdengar sangat mengerikan. Tak ada satupun anak yang menginginkannya, termasuk Rizwan.

Tiga saudaranyalah yang membuat Rizwan bertahan dan mencoba tegar menjalani tahun demi tahun. Namun, di relung hati terdalamnya, dia ingin sekali melihat dunia, berkumpul dan memandang orang yang dia cintai.

Kurniawan (20 tahun) pilu, kakak tertua Rizwan mengambil tanggungjawab sebagai tulang punggung keluarga. Kerja apapun asal halal, dia jalani. Namun, apa daya. Uang hasil kerja serabutan hanya cukup untuk makan dan keperluan sehari-hari.

Kurniawan sedih dan tak jarang merasa bersalah karena tak sanggup membawa si bungsu berobat. Seluruh tenaga sudah ia kerahkan, namun dana masih tak bisa terkumpul. Kadang ia dihampiri lelah dan ingin menyerah, namun wajah adik-adiknya menjadi sumber semangat agar tetap tegar menjalani hidup.

Relawan Inspirasi Rumah Zakat di Sulawesi Tengah, Tanti Hartuti menuturkan Rizwan mengaku prihatin melihat kondisi terakhir Rizwan. Menurutnya, anak ini masih bisa tertolong jika segera melakukan pengobatan yang intensif dan serius.

“Namun, jika pengobatan terlambat maka terancam buta total,” terangnya.

Oleh karena itu, melalui sharingghappines.org ini, Tanti berusaha mengetuk pintu hati para dermawan agar tergerak untuk membantu Rizwan. Hidupnya terasa berat dan gelap, tak ada yang ingin hidup di posisi Rizwan, termasuk Anda.

Jika Anda tergerak untuk membantu pengobatan Rizwan, silahkan klik https://sharinghappiness.org/TerancamButa
1. Klik “DONASI SEKARANG”
2. Pilih Menu Pembayaran
3. Isi nominal terbaik 
4. Bagikan kisah ini ke orang-orang terdekat.(*)