Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Irman Yasin Limpo, saat membuka MPLS di SMAN 21 Makassar, Senin (15/7/2019)

Disdik Bakal Tambah Boarding School, Ini Sekolah yang Dipilih

Senin, 15 Juli 2019 | 16:52 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan berencana menambah SMA negeri dengan sistem boarding school. Rencananya setiap daerah minimal akan ada satu boarding school.

Di Makassar sendiri ditargetkan tahun depan sudah ada tiga boarding school. Saat ini sudah ada di SMAN 17 Makassar, satu sementara dalam pembangunan di SMAN 21 Makassar dan satunya lagi akan dipilih dari SMA yang ada di Kecamatan Tamalate.

“Kita buat tiga di Makassar, dua di Bone dan lainnya masing-masing satu sekolah. Kita sementara cari satu sekolah lagi di daerah Tamalate, ada beberapa pilihan SMAN 2, 3, 8 dan 11,” kata Irman ditemui usai pembukaan MPLS di SMAN 21 Makassar, Senin (15/7/2019).

Pemilihan sekolah akan dilakukan berdasarkan delapan standar nilai penjaminan mutu pendidikan dari setiap sekolah. Setelah itu, kesiapan masing-masing sekolah terutama sumber anggaran selain APBN.

“Karena harus dibuat bangunan kelas dan asrama. Seperti SMAN 21 Makassar ini akan kita buat 4-7 ruangan belajar. Pihak sekolah berencana membuat gedung 7 lantai. Setelah itu dilakukan pelatihan bagi guru,” jelasnya.

Untuk tahap awal sekolah yang membuka boarding school diberi kesempatan menerima sekitar 100 peserta didik baru. Sebab, siswa yang masuk akan diinapkan di asrama sekolah. Jalur masuknya sendiri adalah akademik dan prestasi.

“Biasanya boarding school untuk anak yang scientific tinggi. Karena diatur jadwalnya sampai malam. Suatu saat kita akan buat juga SMK. Nanti sekolah yang urus bagaimana penerimaan, tapi norma dan aturan tetap dari Disdik. Apalagi ini berbayar karena ada biaya makan dan pembina asrama,” sebut None panggilan akrab Irman YL.

Tak hanya mendirikan boarding school, Disdik Sulsel juga akan menertibkan beberapa sekolah swasta yang menerapkan sistem boarding school. Hal ini dikarenakan ada beberapa sekolah yang tak memenuhi persyaratan.

“Banyak SD dan SMP yang melakukan boarding, padahal hanya menggunakan ruko. Namanya boarding harus terintegrasi dengan ruangan. Ada beberapa pakai sistem moda transpor karena mereka menginap di luar sekolah,” pungkasnya.(*)