Hutan adat Ale karaja Campulili di Desa Sawaru, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Sulsel, dibabat besar-besaran
#

Ganasnya Dampak Pembabatan Hutan di Kecamatan Camba Maros

Jumat, 26 Juli 2019 | 17:29 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

MAROS, GOSULSEL.COM — Hutan adat Ale karaja Campulili di Desa Sawaru, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Sulsel, dibabat besar-besaran. Ratusan batang pohon dibabat habis. Pembabatan hutan disinyalir untuk pemenuhan industri. 

Meskipun sebahagian besar kawasan tersebut adalah hutan produksi terbatas. Akan tetapi masyarakat sekitar tidak pernah melakukan penebangan di kawasan tersebut. Hal itu didasari oleh kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi jika kawasan hutan Ale Karaja Campulili itu dibabat, seperti bencana longsor dan air bah. 

Melihat posisi hutan yang berada di atas gunung dan sebagai hutan resapan dimusim penghujan. 

Dari hasil analisis kader Forum Komunikasi Kader Konservasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (FK2TNBABUL) Jabal Nur, bahwa sudah puluhan tahun lamanya hutan yang berisi pohon jati dan kemiri itu tidak ditebang masyarakat lantaran ancaman bencana alam. 

“Akhir-akhir ini pembabatan hutan diwilayah itu semakin ganas, ratusan batang pohon kayu ditebang tanpa adanya analisis dampak lingkungan,” kata Jabal yang juga merupakan warga Desa Sawaru itu, Jumat (26/7/2019).

Jabal menjelaskan, bahwa pihaknya sangat emosional melihat pohon kemiri yang ikut dibabat oleh perambah, sementara buah kemiri menjadi tumpuan hidup warga sekitar. 

“Selama ini masyarakat adat mengambil buah kemiri untuk memenuhi persoalan ekonomi. Sekarang banyak pohon kemiri dan jati malah ditebangi perambah,” kata Jabal.

Produksi bisa saja dilakukan dengan mengindahkan dampak lingkungan yang terjadi,”persoalannya adalah bencana alam disaat musim penghujan. Baru-baru ini, bencana longsor dan banjir bandang melanda warga akibat hutan digunduli,” jelas Jabal. 

Ia pun mengurai analisis dampak lingkungan yang terjadi dikawasan hutan Ale Karaja Campulili, jika pembalakan tidak segera dihentikan 

1. Lokasi area hutan tersebut berada di blantaran sungai dan tebing jika pohon ditebang maka sudah tidak ada lagi penguatan fostur tanah yang akan mengakibatkan lonsor dan menutupi aliran sungai, jika musim hujan maka akan merembes sampai perkampungan dan lahan pertanian. 

2. Dampak yang terjadi akan mengakibatkan kerusakan pada ekosistem hutan

3. Akan mengakibatkan kekeringan dan berkurangnya debit air pada musim kemarau. Dimana di bawah area hutan tersebut ada sumber mata air yang debitnya sangat besar yang di manfaatkan masyarakat untuk, air bersih, pertanian, perkebunan dan peternakan. 

4. Area perkampungan tidak terlalu jauh jaraknya dengan pegunungan dan hutan tersebut, dikhawatirkan jika lonsor dan banjir terjadi maka akan berdampak sampai ke perkampungan warga setempat. 

5. Global Warming Deforestasi juga berdampak pada pemanasan global. Pohon berperan dalam menyimpan karbondioksida yang kemudian digunakan untuk menghasilkan karbohidrat, lemak dan protein yang membentuk pohon, dalam biologi proses ini disebut fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, banyak pepohonan yang dibakar, ditebang, yang mengakibatkan lepasnya karbondioksida di dalamnya, hal ini menyebabkan tingginya kadar karbondioksida yang ada di atmosfir. Dengan melihat dampaknya yang sangat mengerikan, maka pelestarian hutan perlu dan Harus segera dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus terjadi, berlangsung sejak dahulu hingga sekarang tanpa dibarengi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.

Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal sudah kita ketahui, hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

6. Dampak analisis potensi terjadi konflik horizontal masyarakat atas penebangan kawasan hutan yg sdh di anggab sebagai hutan adat oleh sebagian masyarakat

7. Jika analisis masalah poin 1-6 terjadi maka akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar baik secara materil maupun non materil. 

Merujuk dampak kerusakan yang akan ditimbulkan, warga kawasan Ale Karaja Campulili pun kompak melakukan pembunuhan tanda tangan sebagai bentuk dukungan untuk penghentian pembalakan pohon dikawasan hutan Ale Karaja Campulili itu.(*)