Seminar Nasional dengan tema 'Masa Depan Tenaga Teknis Kefarmasian di Era BPJS' digelar oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia cabang Kabupaten Sinjai

Gelar Seminar Nasional, PAFI Sinjai Buktikan Eksistensinya

Jumat, 06 September 2019 | 22:59 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Seminar Nasional dengan tema ‘Masa Depan Tenaga Teknis Kefarmasian di Era BPJS’ digelar oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) cabang Kabupaten Sinjai.

Ketua panitia seminar nasional Awaluddin S.Farm mengatakan, Ini yang pertama kali pengurus cabang melakukan kegiatan seminar nasional.

pt-vale-indonesia

“Kami bangkitkan kembali gairah berorganisasi tenaga farmasi di Sinjai, sebab profesi ini dirunding banyak persoalan mulai dari penataan sistem penempatan sampai tingkat kesejahteraan anggota PAFI. Persoalan tenaga teknis kefarmasian di Indonesia bukan hal baru. Apalagi di era BPJS ini, kita berharap ada peningkatan kesejahteraan tenaga farmasi baik di instansi pemerintahan maupun di instansi swasta,” pungkasnya.

Hadir sebagai narasumber yaitu kepala BPJS kan Sinjai, ketua IAI kab.sinjai, ketua PAFI Sulsel dan seorang penulis buku sekaligus pengamat kesehatan Sulawesi Selatan, Muhammad Irwan.

Ketua panitia Awaluddin S.Farm yang juga pernah menjabat ketua komisariat HMI juga mengungkap, bahwa pihaknya turut mengundang Bupati Sinjai sebagai keynote speaker.

“Pertimbangannya adalah beliau pemangku kebijakan kami meminta semoga ada kebijakan di luar kebijakan yang belum diatur oleh BPJS terkait adanya standarisasi gaji pokok bagi tenaga teknis kefarmasian yg bekerja di pelayanan milik Pemda,” kata Awal.

Kami berharap semoga kegiatan ini berjalan sukses dapat melahirkan kesimpulan untuk kepentingan bersama. Selain seminar kami juga melakukan penyumpahan tenaga farmasi, hingga saat ini peserta yang sudah kami registrasi ada yang dari Selayar, Bone, Bulukumba, Toraja. Bahkan ada yang dari Sulawesi barat. Kami akan laksanakan kegiatan ini pada tanggal 8 September 2019,” tuturnya.

Ditemui terpisah, Muhammad Irwan yang juga sebagai salah satu narasumber membeberkan sedikit bocoran materinya kepada.

“Tema seminar ini menarik, di saat isu devisit BPJS mencuat kepermukaan ada organisasi profesi menjadikan bahan diskusi walaupun arah materi semua pemateri mengarah ketenaga kesehatannya dalam hal ini tenaga farmasi,” kata Irwan.

“Saya mencoba membuka sedikit kerangka berfikir tenaga kesehatan selaku tenaga sekaligus peserta BPJS bahwa mengapa tidak ada porsi alokasi anggaran ke tenaga farmasi berupa kapitasi, padahal sebenarnya dan seharusnya BPJS ini surplus. Tapi kenapa bisa devisit. Ini menjadi kajian dan diskusi menarik nantinya. Insya Allah saya akan kupas seunik mungkin,” tambah penulis buku “Apoteker dan Dokter, Vs atau Cs”ini.(*)