Pemilik (CEO) utama CT Corp. Chairul Tanjung (CT) memberikan kuliah umum di Auditorium Al-Jibra, Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo, Senin (9/9/2019)

Beri Kuliah Perdana ke Maba, Chairul Tanjung Berbagi Kesuksesan di UMI Makassar

Senin, 09 September 2019 | 20:00 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pemilik (CEO) utama CT Corp. Chairul Tanjung (CT) lewat lawatannya di Kota Makassar Sulawesi Selatan, meluangkan waktu berbagi pengalaman kesuksesan di bidang usaha.

Kuliah umum bertajuk “Lesson Learn: Mencapai Keberhasilan Hidup dengan menjadi Wirausaha Muda”, berlangsung di Auditorium Al-Jibra, Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo, Senin (9/9/2019), dihadiri ribuan mahasiswa baru dan civitas akademika Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

pt-vale-indonesia

Di awal perkuliahan, diputar film berdurasi pendek untuk mengenal sosok Chairul Tanjung, tentang perjuanganya di masa mudanya. Dan bagaimana ia berusaha merubah nasib keluarganya.

CT mengungkapkan perjalnan awal tentang masa lalunya, beliau kemudian bercerita tentang berubahnya era zaman dahulu dengan era masa kini. Dimana sekitar 40 tahun yang lalu, tragedi awal melanjutkan kuliah di Unviersitas Indonesia (UI), hingga jadi pengusaha pada waktu itu.

“Adek-adek khusus Maba, bahwa apa yang saya dapat hari ini, tidak secara tiba-tiba. Melainkan dapat melalui proses panjang, saat 40 tahun lalu dunia usaha bukan hal membanggakan, saat itu orang jadi usaha sangat bergengsi, saat itu semua orang berlomba-lomba jadi PNS,” kenang CT.

Eks Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Menteri Kehutanan, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono itu menceritakan dirinya lahir dari keluarga kurang mampu. Namun, dengan tekad dan keyakinan hingga sukses seperti saat ini.

“Saya lahir bukan dari keluarga pengusaha, bukan juga dekat penguasa. Saya sukses begini karena berkat kerja keras karena harus lihat latar belalang kehidupan orang tua saya,” katanya.

Menurut CT, saat awal kuliah mendaftar di perguruan tinggi negeri adalah satu-satunya pilihan untuk bisa kuliah saat itu, karena belum banyak pilihan untuk melanjutkan di universitas swasta. Jika pun ada, biayanya sangat tinggi.

Jadi jika tidak diterima di negeri, alamat jalan untuk melanjutkan pendidikan tertutup sudah. Tidak mungkin keluarganya dapat membayar biaya kuliah di perguruan tinggi swasta, apalagi semua anak-anaknya masih dalam masa pendidikan.

Maka, adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira saat melihat nama Chairul Tanjung termasuk di antara daftar siswa yang dinyatakan lulus UMPTN jurusan FKG di Universitas Indonesia (UI).

Sebuah kabar bahagia tentunya, disertai pemberitahuan lain berupa biaya kuliah di FKG-UI. Total Rp75.000,- yang rinciannya adalah Rp45.000 untuk biaya kuliah, dan 30.000 untuk biaya administrasi, uang jaket dsb. Ibunya meminta waktu beberapa hari untuk menyiapkannya dananya dari hasil jualan kain sarung yang disimpan.

“Karena kesulitan ekonomi, saya masuk FKG UI kala itu. Total uang segala macam Rp75 ribu. Orang tua saya tak punya biaya. Ibu saya gadaikan kain batik halus karena serba kepepet. Hasil dari itu, dapat uang kuliah saya, saat itu juga saya berjanji dan bersumpah untuk tidak minta uang lagi dari orang tua,” papar pengusaha media grup itu.

CT menambahkan, menjadi seorang entrepreneur itu dapat dilahirkan maupun diciptakan. Ia bercerita tentang bagaimana ia diciptakan sebagai seorang entrepreneur setelah merasa bertanggung jawab terhadap kondisi keuangan keluarganya.

Bahkan, dia juga menambahkan bahwa menjadi entrepreneur itu adalah tentang bagaimana seorang individu dapat membaca peluang yang ada.

“Semua orang bisa jadi pengusaha, caranya bagaimana? Caranya bisa membaca peluang, kalau ada peluang, dilihat, dibaca, ditangkap peluang. Itulah dasarnya entrepreneurship. Tekad itu berubah jadi sebuah energi, setiap orang bisa jadi pengusaha, begitu juga mampu melihat peluang dan menangkapnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, dalam sambutan selamat datang, Rektor UMI Makassar, Prof Basri Modding mengatakan, kuliah perdana ini diharapkan bisa memberikan dampak positif kepada generasi UMI agar unggul dan sukses di masa depan.

“Bagimana generasi muda memiliki nilai kejujuran. Bagimana generasi tangguh dan tak muda menyerah,” singkatnya.(*)