Soal Penebangan Pohon di Sekitar Sungguminasa, Akademisi Universitas Patria Artha: Tak Usah Dipersoalkan
GOWA, GOSULSEL.COM — Penebangan pohon oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa di beberapa ruas jalan di Kota Sungguminasa akhir-akhir ini sempat menuai pro-kontra.
Menanggapi hal tersebut, akademisi Universitas Patria Artha ikut memberikan tanggapan. Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Patria Artha, Suhendra S mengatakan hal tersebut tak usah dipersoalkan sepanjang ada penggantian pohon.
“Yang jelas adalah ketika pohon itu ditebang, itu pasti ada anggaran penggantian pohonnya nanti. Kalau tidak ada itu yang salah, tapi saya kira ada pasti anggaran penggantian pohonnya,” ujarnya.
Menurutnya lagi, masyarakat harus melihat secara runtut proses pembangunan pedestrian tersebut. “Ketika ada perbaikan atau pelebaran, nanti sepanjang akan diganti pohonnya, itu tidak ada persoalan, jangan melihat itu ditebangnya. Tapikan ada gantinya,” lanjutnya.
“Kalau kami dari keuangan Negara sederhana, lihat perencanaannya, mereka merencanakan apa? Pelebaran jalan, lalu perbaikan trotoar, lalu penanaman pohon kembali. Orang terkadang tidak melihat dari situnya, orang kan cuma melihat dari tebang pohonnya. Jadi jangan melihat satu sisi. Ini hal Runtut A,B,C, D sampai Z. Kalau kita cuma ambil M_nya pasti salah,” sambungnya.
Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Patria Artha, Ilham juga menjelaskan bahwa jenis pohon trembesi yang ditebang oleh pemerintah memang tidak cocok untuk penghijauan di perkotaan. Selain akarnya yang menjalar dan merusak jalan juga membahayakan karena muda roboh.
“Sebenarnya dia memang akar tunggal tapi dia model akarnya menjalar. Kalau untuk penghijauan memang cocok, tapi untuk diperkotaan mungkin memang tidak cocok karena dampaknya dia mudah roboh karena rindang dan monofan itu tidak seimbang,” tambahnya
Sementara itu, di beberapa kesempatan Bupati Adnan Puricthta Ichsan menjelaskan bahwa penebangan pohon dilakukan untuk pembangunan pedestrian. Selain itu pohon-pohon tersebut juga dianggap merusak dan membahayakan.
“Akar-akar dari pada pohon yang ada saat ini, itu sudah merusak trotoar dan jalan yang ada bahkan yang paling parahnya karena akar-akar dari pohon itu juga merusak saluran-saluran bahkan pada pipa-pipa PDAM. Setiap tahun minimal dua puluh pohon yang tumbang dan itu semua pohon trembesi yang ditanam dan setiap tahun ada korban yang terkena dampak pohon tumbang,” ujar Adnan.
Sementara untuk sejumlah jenis pohon yang akan ditanam di sepanjang ruas jalan Batas Kota Makassar dan Kabupaten Gowa Jalan Sultan Hasanuddin yaitu jenis pohon flamboyan dan tanam lidah mertua namanya. Untuk Jalan Tumanurung akan ditanam pohon jenis pohon tabebuya dan untuk Jalan Masjid Raya kita akan tanam bougenville dan pohon damar.(*)