FOTO: Tim peneliti LPPM Unhas memaparkan hasil penelitian yang dilakukan jelang Pilkada Kabupaten Toraja Utara/Jumat, 27 September 2019/GOSULSEL.COM
#

Survei LPPM Unhas: Elektabilitas Kalatiku Tertinggi

Sabtu, 28 September 2019 | 01:01 Wita - Editor: Muhammad Fardi -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Lembaga Penelian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dari Unhas merilis hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan di Kabupaten Toraja Utara jelang Pilkada 2020.

LPPM Unhas memetakan tingkat keterpilihan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara. Survei yang menggunakan metode mix, yakni penggabungan kualitatif dan kuantitatif ini mengunggulkan petahana, Dr. Kalatiku Paembonan.

pt-vale-indonesia

Menurut ketua tim peneliti, Tasrifin Thahara yang juga dosen Antropologi Unhas yang juga ketua tim mengemukakan bila ada beberapa sampel yang diambil pada 12 kecamatan berdasarkan kondisi Toraja Utara.

“Lebih dinamis karena ada petahana yakni bupati Kalatiku Paembonan dan wakil bupati Yosia Rinto Kadang. Olehnya itu, penilaian masyarakat terhadap petahana dari berbagai masih kuat atas kinerja 84 hingga 90 persen,” ujar Tasrifin, Jumat (27/9/2018) di Makassar.

Hasil survei telah menjaring 10 kandidat. Adapun tingkat keterpilihan ke 10 kandidat masing-masing untuk sang petahana yakni, Dr Kalatiku Paembonan 32.69 persen, Yosia Rinto Kadang 8.65 persen, Yohannis Bassang 11.54 persen dan Lawerang Rantelabbi 0.4 8 persen,.

Kemudian disusul Frederik Batti Sorring 31.73 persen, YS Dalipang 2.88 persen, Tau Toto Tanaranggina 0. 96 persen, Felicitas Tallulebang 1.92 persen dan Yacobus Mayang Padang 6.73 persen.

“Untuk itu sebahagian besar masyarakat masih menginginkan bupati petahana. Salah satu alasan karena di Torut kecenderungan masyarakat memilih birokrat,” ujar Tasrifin.

Sementara itu, tim peneliti Zarni Adia Purna menambahkan bila untuk menentukan arah pilihan itu ada tiga yakni popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas tapi Torut ada empat yakni kemampuan kandidat untuk masuk dalam kelompok masyarakat atau aksebilitas.

“Karena metodenya mix, maka setelah melakukan FGD, juga ada alat peraga yang ditonjolkan maka hasilnya seperti ini,” jelas Zarni.

Ditambahkan bila semua punya rekor hubungan yang cukup dekat seperti dilembaga agama termasuk gereja dan lembang lembang.

“Untuk margir of error hingga 5 persen. ini survei pertama,”pungkasnya.(*)


BACA JUGA